SINTESIS, KARAKTERISASI DAN EVALUASI IN-VITRO LIPOPEPTIDA DAN LIPOSOM BERBASIS OLIGOPEPTIDA SEBAGAI KANDIDAT PENGHANTAR MATERI GENETIK
Terapi genetik menggunakan sistem pembawa (vektor) non-virus berpotensi dapat dimanfaatkan secara komersial karena relatif murah, aman, stabil dan mudah diproduksi dalam skala komersial dibandingkan dengan pembawa berbasis virus. Namun demikian, efisiensi penghantaran material genetik menggunakan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Dissertations |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/51582 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Terapi genetik menggunakan sistem pembawa (vektor) non-virus berpotensi dapat
dimanfaatkan secara komersial karena relatif murah, aman, stabil dan mudah
diproduksi dalam skala komersial dibandingkan dengan pembawa berbasis virus.
Namun demikian, efisiensi penghantaran material genetik menggunakan pembawa
non-virus masih sangat rendah. Pembawa material genetik berbasis peptida dan
lipopeptida umumnya mempunyai sitotoksistas yang rendah, mampu menembus
membrane sel dan dapat diproduksi dengan mudah. Untuk mendapatkan vektor
non-virus yang efisien dan aman, telah dirancang dan disintesa satu seri agen
transfeksi lipopeptida sederhana (BM 700-1300 Da) yang terdiri dari rantai alkil
lauril (C-12) atau palmitil (C-16), asam amino sistein, 1-5 histidin, dan 1-3 lisin.
Molekul lipopeptida didisain untuk dapat memfasilitasi terjadinya dimerisasi
melalui asam amino sistein yang mempunyai gugus tiol (SH), mengikat molekul
DNA pada pH netral melalui ikatan ionik dengan lisin, dan menghindari degradasi
enzimatik dalam endosom dengan adanya histidin melalui mekanisme mirip
“proton sponge”. Studi penambatan dan simulasi dinamik molekul dilakukan untuk
mempelajari kemungkinan senyawa lipopeptida dapat berikatan dengan molekul
Importin-?yang merupakan protein kargo yang keluar masuk secara aktif antara
kompartemen inti sel dan sitoplasma. Adanya ikatan antara Importin-?dan
lipopeptida berpotensi mempengaruhi proses penghantaran secara aktif DNA ke
dalam inti sel. Hasil studi in-silico menunjukkan bahwa Lau-CK2H dan Pal-
CK2H2 secara teoritis dapat berinteraksi dengan molekul Importin-?dan dapat
terlibat dalam proses transport molekul genetik ke dalam inti sel. Kedua molekul
lipopeptida tersebut memiliki energi ikatan yang lebih rendah (Lau-CK2H: -6,3
kkal/mol dan Pal-CK2H2: -6,2 kkal/mol) dibandingkan dengan ligan asli Importin-
?, yaitu NLS (-5,4 kkal/mol). Jenis rantai alkil, jumlah dan jenis asam amino
penyususun molekul lipopeptida sangat mempengaruhi kemampuan dalam
membentuk kompleks dengan DNA dan melindunginya dari pengaruh DNase. Hasil
studi in-vitro menunjukkan bahwa efisiensi transfeksi (ng luciferase/mg protein)
menggunakan gen pengkode luciferase (pCMVLuc) dari setiap molekul lipopeptida
pendek jauh lebih tinggi dibandingkan dengan poly(L-lysine) yang tidak memiliki
kapasitas menghindari degradasi enzimatik dalam endosom. Bahkan, dua molekul
lipopeptida (Pal-CK2H2 dan Pal-CK3H2) mampu menghantarkan pCMVLuc
sebanding atau sedikit lebih baik dibandingkan polyethyleneimine (PEI). Ekspresi
gen pengkode luciferase yang difasilitasi oleh lipopeptida sederhana dapat
ditingkatkan menjadi 8-kali lebih besar dengan adanya klorokuin. Namun, ekspresi
luciferase turun secara dratis saat ditambahkan penghambat vacuolar H (+)-
ATPase bafilomycin A1. Menariknya, nilai ekspresi luciferase kembali ke nilai awal
jika klorokuin ditambahkan ke media transfeksi. Ko-transfeksi menggunakan PEI
dapat meningkatkan efisiensi transfeksi lipopeptida sampai 50-kali. PEI mungkin
mempengaruhi karakteristik kompleks lipopeptide/DNA dan proses penghantaran
dalam sitoplasma. Senyawa lipopeptida yang lebih panjang mengandung sekuen
peptida yang dikenal sebagai trans-aktivator transkripsi (TAT: YGRKKRRQRRR)
dan peptida pendek yang dikenal sebagai sekuen inti sel (NLS: PKKKRKV) didisain
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan lipopeptida dalam menembus
membran sel. Lipopeptida yang lebih panjang (BM 3,3 kDa) dan oligopeptida TAT-
NLS (BM 3,0 kDa) disintesa dengan alat pensistesa peptida menggunakan prinsip
sintesa peptida fase padat berbasis Fmoc. Data in-vitro menunjukkan, sekuen TAT-
NLS pada lipopeptida memberikan keuntungan antara lain dapat mengikat DNA
dan melindunginya dari degradasi DNase lebih efektif dibandingkan lipopeptida
pendek. Oligopeptida dan lipopeptida yang mengandung sekuen TAT-NLS dapat
membentuk nanopartikel dengan molekul DNA yang stabil sampai dengan 20 hari.
Analisis menggunakan TEM menunjukkan bahwa kompleks lipopeptide/DNA
membentuk nanopartikel yang homogen dengan ukuran ~120 nm. Uji sitotoksisitas
pada sel CHO-K1 dan HepG2 menunjukkan senyawa oligopeptida dan lipopeptida
lebih mana bagi sel dibandingkan dengan PLL dan Lipofectamine
TM
-2000. Studi
transfeksi menggunakan plasmid pengkode protein yang berpendar hijau (Green
Fluorescence Protein, pCSII-EF-AcGFP) pada sel HepG2 menunjukkan ekspresi
GFP terlihat dengan jelas pada perbandingan muatan lipopeptide/DNA: 4.0-8.0.
Liposom yang diformulasi dari oligopeptida berbasis TAT-NLS dengan lipid netral
DOPE dapat meningkatkan ekspresi GFP pada sel HepG2 sebanding atau bahkan
sedikit lebih baik dibandingkan produk komersial Lipofectamine
TM
-2000. Hal ini
menunjukkan bahwa agen transfeksi berbasis peptida yang terdiri dari rantai alkil
palmitil dan sekuen TAT-NLS dapat berikatan dan membentuk kompleks dengan
molekul DNA secara efektif, melindunginya dari degradasi enzimatik, membentuk
nanopartikel yang stabil dan homogen, mempunyai sitotoksistas yang rendah, dan
berpotensial sebagai pembawa material genetik. Agen transfeksi berbasis peptida
perlu dioptimasi lebih lanjut dengan menggunakan jenis rantai alkil yang
bervariasi (rantai alkil jenuh atau rantai alkil tidak jenuh), dan jenis serta urutan
asam amino (linier atau bercabang) yang berbeda. Formulasi liposom dari agen
transfeksi berbasis peptida (lipopeptida atau oligopeptida) dengan jenis lipid dan
surfaktan yang berbeda untuk mendapatkan agen transfeksi yang terbaik untuk
keperluan penghantaran material genetik secara in-vitro maupun in-vivo.
|
---|