MODEL PENDEKATAN DAN PEMELAJARAN MESIN UNTUK PARAMETER DESAIN TURBOMACHINE FAN BLADE
Desain turbomachine fan blade modern pada umumnya memiliki variabel parameter desain berdimensi tinggi, berkisar antara 20 hingga 250 dimensi. Parameter desain ini berguna untuk kepentingan desain aerodinamik, struktur, dan manufaktur. Namun, hal ini diketahui memiliki cost yang sangat tinggi pad...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/52033 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Desain turbomachine fan blade modern pada umumnya memiliki variabel parameter
desain berdimensi tinggi, berkisar antara 20 hingga 250 dimensi. Parameter
desain ini berguna untuk kepentingan desain aerodinamik, struktur, dan manufaktur.
Namun, hal ini diketahui memiliki cost yang sangat tinggi pada proses
desain dan memiliki fleksibilitas yang rendah karena membutuhkan tenaga komputasional
yang besar. Dewasa ini model pendekatan (surrogate model) memiliki
peran penting dalam studi parametrik berupa optimasi, eksplorasi desain, dan
analisis sensitivitas yang sebelumnya menjadi tantangan dan sulit dilakukan secara
komputasional. Dengan memprediksi model black box, surrogate model dipercaya
sebagai metode yang mutakhir untuk menurunkan cost dan memberikan fleksibilitas
yang lebih luas. Pada tugas akhir ini terdapat tiga surrogate model yang
ditampilkan dan dibandingkan, yaitu; Kriging, Support Vector Regression (SVR),
dan Gradient Boosting Regression (GBR), serta Linear Regression sebagai benchmark
untuk analisis data. Perbandingan dilakukan dengan Root Mean Squared
Error (RMSE) dan R-squared (R2)dalam boxplot dengan 30 iterasi. RMSE yang
ditampilkan telah dinormalisasi dengan Interquartile Range (IQR) dan R2 dengan
1 R2 agar mempermudah visualisasi untuk perbandingan. Dari semua
hasil, Kriging adalah model yang menghasilkan hasil prediksi paling baik namun
membutuhkan tenaga komputasional yang besar. SVR memiliki performa kedua
terbaik dengan hasil yang cukup baik dan menunjukkan tendensi untuk overfitting
pada data training yang besar. Terakhir, GBR gagal menunjukkan hasil yang diharapkan
karena memiliki hasil yang relatif buruk bahkan dibandingkan dengan
benchmark Linear Regression |
---|