STUDY OF SECONDARY METABOLITES FROM MARINE-DERIVED FUNGI AND ACTINOBACTERIA WITH CYTOTOXIC ACTIVITY AGAINST COLORECTAL CANCER CELL LINES
Kanker kolorektal merupakan penyakit yang tinggi prevalensinya, terutama di negara maju. Dalam pengobatannya dengan kemoterapi konvensional, ada beberapa tantangan yang perlu ditangani. Karena tingkat keparahan efek sampingnya, penggunaan terapi ini masih belum optimal untuk meningkatkan kualitas...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/54487 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Kanker kolorektal merupakan penyakit yang tinggi prevalensinya, terutama di negara maju.
Dalam pengobatannya dengan kemoterapi konvensional, ada beberapa tantangan yang perlu
ditangani. Karena tingkat keparahan efek sampingnya, penggunaan terapi ini masih belum
optimal untuk meningkatkan kualitas hidup lansia sebagai target subpopulasi dengan penderita
kanker kolorektal terbanyak. Selain itu, ada pula resistensi terhadap agen kemoterapi yang
melumpuhkan efektivitasnya. Maka, tinjauan ini mengamati literatur kontemporer dari sepuluh
tahun terakhir mengenai metabolit sekunder yang bersumber dari jamur laut dan aktinobakteri
sebagai alternatif baru agen sitotoksik untuk melawan garis sel kanker kolorektal. Terdapat 51
senyawa dari dekade terakhir yang dibahas, yang berasal dari genus jamur laut Aspergillus sp.,
Penicillium sp., Neosartorya sp., Dichotomomyces sp., Paradendryphiella sp. dan
Westerdykella sp. serta aktinobakteri genus Streptomyces sp. dan Nocardiopsis sp . Dalam
pengelompokan berdasarkan bahan kimia, kategori bahan kimia yang ditemukan adalah
peptida (diketopiperazin, peptida siklik lainnya, lipopeptidil benzofenon, lipopeptida), alkaloid
(indol, sitokalasan, sitokalasin, dan turunan tirosin), aromatik heterosiklik (masing-masing satu
untuk kelompok piperazin, pirazin dan furan), bianthron, turunan asam antranilat, turunan asam
?-amino, dan makrolida. Terkait mikroorganisme laut, penelitian ini juga merangkum dan
menganalisis metode isolasi dan budidaya mikroba, teknik pemisahan metabolit sekunder, serta
uji sitotoksik dan analisis terkait yang dilakukan. Ditemukan 31 metabolit yang bersumber dari
jamur laut dan 20 yang bersumber dari aktinobakteri laut, dievaluasi dan ditentukan melalui
potensi antikankernya masing-masing dengan nilai IC50, yang diuji terhadap garis sel HCT116,
HT29, HCT15, RKO, Caco2, dan SW480. Dengan metode tersebut, terlihat aktivitas yang
sangat kuat pada metabolit sekunder yang bersumber dari Aspergillus sp., Penicillium sp.,
Paradendryphiella sp. dan aktinobakteri Streptomyces sp.. Sementara itu, mayoritas senyawa
yang ditemukan merupakan alkaloid indol dan diketopiperazin, masing-masing dengan 9 dan
8 metabolit. Potensi tinggi yang terdapat pada senyawa tersebut dapat didasari oleh keberadaan
gugus fungsi berbasis halogen dan gugus sulfida pada masing-masing indol dan
diketopiperazin.
|
---|