PEMANFAATAN DATA RADIOMETER MICROWAVE SATELIT ALTIMETRI UNTUK PEMANTAUAN DINAMIKA ATMOSFIR

Pemantauan dinamika atmosfir dibutuhkan untuk penilaian ancaman bencana hidrometeorologi. Pada penelitian ini, kemampuan satelit altimetri untuk memantau dinamika atmosfir akan diuji. Satellit altimetri memiliki instrumen radiometer microwave untuk mengukur uap air dengan tujuan utama untuk memberik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nurzaman, Fathin
Format: Theses
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/55963
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Pemantauan dinamika atmosfir dibutuhkan untuk penilaian ancaman bencana hidrometeorologi. Pada penelitian ini, kemampuan satelit altimetri untuk memantau dinamika atmosfir akan diuji. Satellit altimetri memiliki instrumen radiometer microwave untuk mengukur uap air dengan tujuan utama untuk memberikan nilai koreksi terhadap pengukuran jarak dari altimeter. Radiometer microwave ini sudah teruji dalam banyak penelitian dan telah terverifikasi ketelitiannya dalam mengukur total uap air pada suatu kolom di atmosfir sehingga memberikan potensi untuk dimanfaatkan dalam pengamatan atmosfir, khususnya distribusi uap air di atmosfir. Misi satelit altimetri yang akan diteliti adalah TOPEX/Poseidon, Jason-1, OSTM/Jason-2 dan Jason-3. Spesifikasi dari pengukuran satelit tersebut dianalisis, seperti resolusi spasiotemporal dan cakupan pengamatannya dan bagaiamana spesifikasi tersebut dapat berguna dalam pemantauan dinamika atmosfir. Dilakukan perbandingan dengan satelit pengamatan atmosfir lain dalam hal resolusi dan instrumen pengamatannya. Selanjutnya, data radiometer microwave satelit altimetri akan dinilai kemampuannya dalam mengamati fenomena atmosfir seperti muson, ENSO, IOD dan perubahan iklim. Terakhir, dilakukan perbandingan antara data tersebut dengan data curah hujan GSMaP untuk melihat apakah data uap air satelit altimetri dapat digunakan untuk memperkirakan curah hujan. Untuk menilai data radiometer microwave satelit altimetri dalam mengamati muson atau variasi musiman laindi ekuator, penulis mencoba membuat peta klimatologi bulanan dari data. Dari peta tersebut, didapatkan bahwa variasi-variasi musiman di sepanjang ekuator dapat terlihat seperti muson di Indonesia dan Amerika, serta variasi musiman zona konfergensi antar tropis (ITCZ) dan zona konfergensi Pasifik Selatan. Untuk menilai kemampuan dari data dalam menangkap sinyal ENSO dan IOD, dilakukan perbandingan antara data dengan indeks iklim pemantauan ENSO dan IOD. Perbandingan antara data dengan indeks pemantauan ENSO, ONI dan EQSOI menghasilkan nilai korelasi koefisien (CC) yang tinggi melebihi 0.75, perbandingan dengan indeks pemantauan IOD menghasilkan nilai CC sekitar 0.6 (akan lebih kecil jika yang dibandingkan adalah nilai rerata uap air sepanjang area). Untuk menilai kemampuan data untuk memantau perubahan iklim dibuat peta rerata 10 tahunan dari data. Dari peta tersebut, karakteristik perubahan iklim yang telah ditemukan dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat terlihat seperti terjadinya penambahan uap air atmosfir di Indonesia, Samudera Hindia dan di sepanjang wilayah ITCZ Pasifik pada rentang tahun 1990-2011. Perbandingan dengan data curah hujan bulanan GSMaP menghasilkan nilai CC >0.6. Dari hasil-hasil tersebut disimpulkan bahwa data radiometer microwave satelit altimetri dapat dimanfaatkan untuk pemantauan dinamika atmosfir pada skala bulanan.