LITHOLOGY AND DRILLING PRACTICE ANALYSIS TO IMPROVE STUCK PIPE PREVENTION IN FUTURE DRILLING CAMPAIGN: A CASE STUDY IN A GEOTHERMAL FIELD

• Main Author: Putri Rizkiani, Githa
• Format: Final Project
• Language: Indonesia
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/56054
• Institution: Institut Teknologi Bandung

Pengeboran geotermal diketahui menghabiskan rata-rata 40% dari total biaya pengembangan lapangan geothermal, dengan kemungkinan adanya peningkatan pengeluaran dari perbaikan dan tambahan biaya rig harian yang biasanya dikeluarkan untuk menyelesaikan permasalahan pengeboran tak terduga, seperti pipa terjepit. Pipa terjepit, atau keadaan ketika pergerakan atau/dan putaran pipa (tali bor atau selubung) tiba-tiba berhenti atau terbatas, merupakan salah satu peristiwa waktu nonproduktif yang paling signifikan dalam pengeboran geotermal yang disebabkan oleh dua hal utama: tantangan batuan formasi dan tantangan dari praktik pengeboran. Meskipun kadangkala tidak dapat terhindarkan, deteksi awal dari hambatan pipa beserta penyebabnya merupakan hal yang sangat penting dalam proses pencegahan terjadinya pipa terjepit. Studi ini menganalisis peristiwa pipa terjepit sebagai salah satu peristiwa waktu nonproduktif di sebuah lapangan geotermal melalui beberapa analisis kualitatif dan kuantitatif. Tiga sumur yang terpilih melalui pengecekan ketersediaan dan kontrol kualitas data, diproses dalam analisis litologi formasi dan analisis praktik pengeboran. Analisis litologi formasi menghasilkan kompleks andesit dengan intrusi mikrodiorit sebagai zona terjadinya mayoritas pipa terjepit, akibat karakteristik kekerasan dan abrasif batuan formasi. Analisis praktik pengeboran mengonfirmasi lebih jauh peristiwa pipa terjepit melalui evaluasi indikator utama: parameter pengeboran, pembersihan lubang sumur, titik sempit, dan hilang sirkulasi, yang menghasilkan jepitan mekanis sebagai tipe jepitan yang paling mungkin terjadi di lapangan geotermal tersebut. Rekomendasi praktik terbaik dalam pencegahan pipa terjepit juga diberikan berdasarkan hasil analisis untuk memperbaiki kampanye pengeboran lapangan yang bersangkutan di masa depan, untuk meminimalisasi potensi kerugian finansial akibat operasi perbaikan dan tambahan biaya rig harian sebagai respon peristiwa pipa terjepit.