COUPLED CAPACITANCE RESISTANCE MODEL AND AQUIFER MODEL FOR WATERFLOOD PERFORMANCE PREDICTION & OPTIMIZATION
Metode waterflood merupakan salah satu metode yang dipilih untuk meningkatkan perolehan minyak di lapangan-lapangan yang sudah tua. Dalam menganalisa performa waterflood biasanya dilakukan dengan menggunakan simulasi tetapi metode ini akan memakan waktu yang lama. Penelitian ini mengusulkan metode C...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/56102 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Metode waterflood merupakan salah satu metode yang dipilih untuk meningkatkan perolehan minyak di lapangan-lapangan yang sudah tua. Dalam menganalisa performa waterflood biasanya dilakukan dengan menggunakan simulasi tetapi metode ini akan memakan waktu yang lama. Penelitian ini mengusulkan metode Capacitance-Resistance Model yang dapat memberikan hasil yang lebih cepat, terdapat beberapa metode untuk Capacitance-Resistance Model salah satunya metode CRMT dimana pada metode ini mengamati lapangan secara keseluruhan. Metode CRMT memerlukan data riwayat produksi dan riwayat injeksi. Metode ini mengkaji bagaimana injeksi waterflood mempengaruhi suatu lapangan. Namun disadari bahwa pengaruh terhadap reservoir tidak hanya dari injeksi waterflood tetapi juga dipengaruhi oleh water influx, oleh sebab itu untuk mengidentifikasi pengaruh waterflood dan water influx terhadap reservoir diusulkan pengembangan dari model CRMT yaitu dengan menggabungkan CRMT dan model aquifer, model ini biasanya disebut “Coupled CRM Aquifer Model. Model ini juga dapat digunakan untuk menganalisis dan memprediksi kinerja reservoir untuk lapangan yang belum dilakukan injeksi. Pada studi ini menyajikan akuifer dalam keadaan formulasi yang tidak stabil, tanpa memerlukan fungsi akuifer yang tidak berdimensi. Pada studi ini Formulasi Carter dan Tracy yang memungkinkan perlakuan dari kedua perilaku aliran keadaan tidak tunak dan keadaan tunak dengan bentuk yang disederhanakan dari formulasi van Everdingen dan Hurst (vEH) digunkan. Model menggunakan 2 data sintetik, yang pertama data sintetik dengan 4 producer tanpa injector dan yang kedua data sintetik dengan 5 injector dan 4 producer. Setelah dilakukan estimasi nilai total liquid rate dan oil rate untuk 2 kasus yang berbeda dilakukan history matching dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang cukup cocok sehigga dapat dikatakan model ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi peforma waterflood. History matching akan lebih baik dilakukan setelah terjadinya kondisi yang seimbang. Pada studi ini juga dilakukan forecast dengan meningkatkan laju alir injeksi air dan didapatkan hasil bahwa peningkatan laju alir injeksi air dapat meningkatkan laju produksi |
---|