ANALYSIS OF INVENTORY MANAGEMENT AT ALFAMART

Industri ritel pada masa sekarang ini merupakan bidang indusrti yang cukup menarik dan menjanjikan, khususnya pada ritel produk bahan-bahan pokok seperti makanan. Ini ditandai dengan semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan serta toko-toko waralaba yang bergerak di industri ini. Jumlah toko-toko te...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Wicaksono , Ario
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/5784
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Industri ritel pada masa sekarang ini merupakan bidang indusrti yang cukup menarik dan menjanjikan, khususnya pada ritel produk bahan-bahan pokok seperti makanan. Ini ditandai dengan semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan serta toko-toko waralaba yang bergerak di industri ini. Jumlah toko-toko tersebut masih terus meningkat karena sangat menguntungkan, dan banyak investor yang ingin berinvestasi dengan membuka toko retail. Ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan kebutuhan bahan pokok khususnya makanan semakin besar seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk itu sendiri sehingga bisnis semacam ini masih sangat menjanjikan. Dalam penelitian ini, penulis melihat beberapa masalah dalam Alfamart terutama cara mereka memperkirakan permintaan produk. Cara-cara perkiraan itu sendiri sangatlah penting untuk memperkirakan dan memnuhi permintaan. Jika kita dapat memenuhi permintaan dan sebisa mungkin mengurangi kehilangan penjualan yang disebabkan oleh kekurangan stok, itu akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, mulai dari loyalitas konsumen hingga pemasukan keuangan yang baik. Di Alfamart, mereka menggunakan PKM (Penentuan Kapasitas Maksimum) sebagai cara memperkirakan permintaan. Didalam PKM itu sendiri terdapat rata-rata penjualan sebagai data untuk melakukan perkiraan. Rata-rata penjualan yang mereka gunakan adalah data yang diberikan dan tidak bias diubah-ubah. Tapi, PKM itu hanya dihitung ulang setiap 6 bulan sekali. Ini membuat tingkat keakuratan dari PKM rendah dan tidak bisa digunakan untuk memenuhi tren penjualan dalam jangka waktu dekat. Berdasarkan alasan tersebut penyesuaian terhadap PKM dibutuhkan. Penyesuaian mempunyai tingkat akurasi yang rendah karena hal ini hanya didasari oleh perasaan dari manajer toko saja. Untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan stok yang bisa disebabkan oleh ketidakakuratan dari PKM dan penyesuaian oleh manajer toko, penulis memberikan beberapa solusi antara lain; menghitung kembali PKM setiap bulan karena kita bisa mengevaluasi pergerakan tren dan kita juga bisa melakukan tindakan koreksi secepatnya jika terjadi kelebihan atau kekurangan stok. Dan untuk ketidakakuratan dari penyesuaian PKM oleh manajer toko, penulis menyarankan untuk mempertimbangkan tren penjualan dibulan sebelumnya dan juga laporan penjualan untuk bulan mendatang, jadi manajer toko dapat mengevaluasi tren, kebiasaan dan juga kegiatan yang mempengaruhi penjualan produk.