ULASAN MENGENAI PEMBENTUKAN NANOPARTIKEL TEMBAGA MENGGUNAKAN AGEN BIOLOGIS
Selama beberapa dekade terakhir, salah satu fokus utama dalam pengembangan ilmu material adalah nanopartikel. Perluasan dan pengembangan nanosains dan nanoteknologi telah didorong oleh keinginan para ilmuwan untuk membuat suatu materi yang memiliki beberapa keunggulan di berbagai bidang kedoktera...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/57882 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Selama beberapa dekade terakhir, salah satu fokus utama dalam pengembangan
ilmu material adalah nanopartikel. Perluasan dan pengembangan nanosains dan
nanoteknologi telah didorong oleh keinginan para ilmuwan untuk membuat suatu
materi yang memiliki beberapa keunggulan di berbagai bidang kedokteran,
pertanian, dan remediasi lingkungan. Studi tentang nanopartikel tembaga (baik
dalam logam tembaga dan tembaga oksida) secara ekonomis menarik karena
tembaga secara signifikan lebih terjangkau daripada perak dan emas. Selain itu,
pemanfaatan nanopartikel tembaga dapat mensubstitusi nanopartikel emas dan
perak di beberapa bidang, yaitu agen antimikroba, pertanian, pengolahan air,
penyimpanan energi potensial, katalis, dan lain-lain. Baru-baru ini, penelitian
nanopartikel tembaga difokuskan pada proses fabrikasi alternatif yang
memperhatikan keberlanjutan dan proses yang ramah lingkungan. Karena
beberapa keterbatasan metode konvensional, kebaruan, dan teknologi ramah
lingkungan, penelitian terkini telah bergeser ke arah sintesis biologis dan
kemungkinannya untuk menghasilkan nanopartikel tembaga. Para peneliti telah
melakukan beberapa percobaan menggunakan agen biologis: alga coklat,
mikroalga, jamur, biomassa bakteri, dan ekstrak tumbuhan (daun, akar, buah,
bunga, dan biji). Tesis ini menyoroti metode alternatif (sintesis biologis)
nanopartikel tembaga, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
nanopartikel, kemungkinan mekanisme reduksi, dan aplikasi potensial
nanopartikel tembaga sebagai agen antimikroba (antivirus, antijamur, dan
antibakteri) di masa depan.
Proses penulisan tesis ini dimulai dengan mencari makalah dan buku terkait yang
mengandung kata kunci berikut: nanoteknologi, nanosains, nanopartikel tembaga,
dan sintesis biologi. Sumber data dan informasi terbatas pada literatur yang hanya
membahas sintesis biologis nanopartikel tembaga. Setelah itu, proses selanjutnya
adalah membaca, menyimpulkan sumber literatur, dan menulis hasil studi literatur.
Berdasarkan studi literatur, kemungkinan mekanisme reduksi nanopartikel
tembaga menggunakan ekstrak tumbuhan dimulai dari reduksi prekursor, kluster
nanopartikel tembaga dan nukleasi nanopartikel tembaga. Beberapa biomolekul
dari ekstrak tumbuhan juga berperan untuk mengenkapsulasi nanopartikel
tembaga, menstabilkan, dan menghindari oksidasi. Selain itu, kehadiran surfaktan
alami dari biomolekul akan membantu untuk menghindari agregasi pada
nanopartikel. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses sintesis nanopartikel
tembaga menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai agen pereduksi adalah pH,
konsentrasi prekursor, waktu reaksi, dan temperatur operasi. Berdasarkan studi,
nanopartikel tembaga efektif berperan sebagai agen antimikroba (antijamur,
antivirus, dan antibakteri) melawan beberapa patogen seperti E. coli, Salmonella
sp., P. vulgaris, Streptococcus sp., Rhizobium sp., Klebsiella sp., L. monocytogenes ,
vektor dengue A. aegypti dan avulavirus (Newcastle Virus Disease). |
---|