AKTIVITAS BIOSURFAKTAN F7 SEBAGAI AGEN ANTI-BIOFILM BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BIOKOROSI CARBON STEEL ST 37 PADA WATER COOLING SYSTEM
Water cooling system merupakan salah satu unit terpenting dalam Industri. Hal ini karena pada sistem pendingin terjadi proses pertukaran panas untuk menurunkan temperatur air sehingga tidak terjadi overheating yang dapat mengakibatkan menurunnya efektivitas dan kerusakan pada alat atau mesin pad...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/57903 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Water cooling system merupakan salah satu unit terpenting dalam Industri.
Hal ini karena pada sistem pendingin terjadi proses pertukaran panas untuk
menurunkan temperatur air sehingga tidak terjadi overheating yang dapat
mengakibatkan menurunnya efektivitas dan kerusakan pada alat atau mesin
pada manufaktur industri. Namun, perubahan suhu dan materi organik pada
sistem air pendingin dapat mendukung untuk pertumbuhan mikroba seperti
mikroba pembentuk biofilm. Biofilm yang terbentuk pada sistem air
pendingin dapat mengakselerasi biokorosi sehingga dibutuhkan suatu
senyawa yang dapat menghambat dan mengeradikasi biofilm penyebab
korosi. Biosurfaktan merupakan salah satu senyawa potensial yang dapat
digunakan untuk mengeradikasi biofilm karena memiliki aktivitas anti-adhesi,
anti-biofilm, tidak bersifat toksik, mudah didegradasi dan dapat digunakan
pada rentang kondisi yang luas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menentukan aktivitas biosurfaktan F7 sebagai anti-adhesi dan anti-biofilm
pada biofilm bakteri gram positif dan negatif dengan penentuan nilai MBIC
dan MBEC serta pengaruhnya terhadap laju korosi Carbon Steel ST 37.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat kurva pembentukan biofilm dari
kultur tunggal isolat 1 dan 5 pada Carbon Steel ST 37 dengan medium umum
Nutrient Broth secara hidrostatis. Selain itu, dilakukan penentuan aktivitas
biosurfaktan F7 sebagai anti-biofilm dengan penentuan nilai MBIC dan
MBEC pada biofilm isolat 1 dan 5. Nilai MBIC dan MBEC ditentukan
dengan pengukuran berat basah biofilm yang terbentuk. Sementara itu, laju
korosi pada baja yang dilakukan dengan pengukuran penurunan massa baja
(weight loss). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pematangan
biofilm bakteri gram positif dan negatif secara berturut – turut yaitu selama 6 hari dan 3 hari. Selain itu, didapatkan nilai MBIC dan MBEC biosurfaktan F7
sebesar 28,5 ppm dan 570 ppm. Setelah diberikan perlakuan biosurfaktan
sebesar 28,5 ppm, laju korosi pada Carbon Steel ST 37 yang diinkubasi oleh
isolat 1dan 5 menunjukkan penurunan sebesar 0,02321 mm/tahun dan
0,01547 mm/tahun apabila dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan.
Sedangkan, penambahan biosida glutaraldehida sebanyak 0,5% (v/v)
menyebabkan laju korosi sebesar 0,02063 mm/tahun dan 0,00773 mm/tahun.
Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
biosurfaktan F7 lebih efektif dalam menghambat biokorosi pada Carbon Steel
ST 37 apabila dibandingkan dengan glutaraldehida. |
---|