ANALYSIS ON DAYA MAX PLUS TARIFF POLICY TO GAIN INCENTIVES IN TEXTILE INDUSTRY (CASE STUDY ON PT. BINTANG AGUNG IN BANDUNG)

Krisis energi di masa ini membuat PLN sebagai penyuplai energi utama merasa perlu untuk mengontrol permintaan akan konsumsi listrik karena keterbatasan pasokan. Pemasalahan utama terjadi pada Waktu Beban Puncak (WBP), periode waktu antara pukul 18.00 sampai 22.00 dimana permintaan listrik melonjak t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Waditra Nirwesti , Gayatri
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/6144
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Krisis energi di masa ini membuat PLN sebagai penyuplai energi utama merasa perlu untuk mengontrol permintaan akan konsumsi listrik karena keterbatasan pasokan. Pemasalahan utama terjadi pada Waktu Beban Puncak (WBP), periode waktu antara pukul 18.00 sampai 22.00 dimana permintaan listrik melonjak tinggi dan melampaui batas kapasitas yang ada sehingga memaksa PLN untuk melakukan pemadaman dan menempatkan mereka dalam risiko operasional yang tinggi. Untuk memitigasi risiko ini, diterapkan regulasi bernama Daya Max Plus yang telah diberlakukan sejak November 2005, dimana dilakukan pemberian insentif bagi industri yang mampu mengurangi pemakaian listrik sampai 50% pada WBP, dan sebaliknya. Namun, protes timbul dari kalangan industri tekstil dikarenakan jam produksi yang berlangsung selama 24 jam membuat mereka sulit untuk menghidari disinsentif. Oleh karena itu, untuk mensukseskan program ini, PLN harus dapat meyakinkan industri tekstil bahwa regulasi ini aplikatif, efektif, dan menguntungkan bagi industri. Untuk membantu PLN menghimbau industri, penulis melakukan studi kasus pada PT. Bintang Agung yang merupakan sebuah profil industri yang berhasil menerapkan DMP sebagai best practice bagi industri lainnya. Metodologi penyelesaian masalah studi kasus ini dilakukan dengan observasi langsung, wawancara, dan pemrosesan data primer pada konsumsi dan biaya listrik di PT. Bintang Agung dari tahun 2004 sampai 2007. Hipotesis mengenai konsumsi energi dibuat dan kemudian di tes menggunakan pendekatan statistik, demikian juga dilakukan analisis pada penghematan biaya dan teknik yang digunakan oleh Bintang Agung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Bintang Agung dengan konsisten memperoleh insentif dari regulasi ini dan menghemat biaya listrik sampai Rp.25.818.36.675. Didukung oleh pembuktian melalui t-test dapat disimpulkan bahwa DMP aplikatif dan efektif untuk diterapkan, bahkan membawa keuntungan dalam penghematan biaya listrik, dengan demikian direkomendasikan untuk dapat diikuti oleh industri lain yang sejenis. <br />