FEASIBILITY STUDY OF LPG-TO-DIMETHYL ETHER CONVERSION IN INDONESIA
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, permintaan energi Indonesia terus meningkat. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan permintaan berkisar 5% per tahun. Permintaan energi Indonesia secara utama dipenuhi dari minyak (47%). Karena sumber minyak domestik sudah tidak m...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/61711 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, permintaan energi Indonesia terus meningkat. Dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan permintaan berkisar 5% per tahun. Permintaan energi Indonesia secara utama dipenuhi dari minyak (47%). Karena sumber minyak domestik sudah tidak memadai untuk memenuhi permintaan domestik, tujuan kebijakan energi Indonesia adalah meninggalkan penggunaan minyak dengan meningkatkan penggunaan sumber energi yang melimpah seperti gas alam. Sumber gas alam Indonesia terletak di beberapa daerah di luar Jawa yang merupakan pusat permintaan energi nasional. Proses menyalurkan gas dari lapangan ke pusat permintaan di Jawa membutuhkan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dalam hal transportasi dan distribusi gas. Oleh sebab itu, cara alternatif untuk mentransportasikan gas kepada konsumen perlu dikembangkan. Salah satu cara mentransportasikan gas alam ke konsumen adalah dengan mengkonversi gas tersebut dalam bentuk pengangkutan energi yang lebih padat dan mentransportasikannya melalui fasilitas tanpa menggunakan pipa (kapal, truk). Pilihan konversi gas alam menjadi lebih padat dapat berupa LNG, CNG, dan DME. LNG dan CNG biasanya untuk sumber gas alam dalam jumlah yang besar. Ukuran sumber gas yang kecil-menengah (0.5-1 Tcf) dapat digunakan untuk pengembangan DME. Meskipun secara teoretis DME juga dapat dirpoduksi dari batubara, teknologi saat ini belum ekonomis karena memerlukan tiga hingga empat kali lipat biaya modal dibandingkan dengan produksi DME dari gas alam dan biaya pengolahan CO2 yang besar. DME memiliki sifat yang mirip dengan LPG sehingga dapat menggantikan LPG. Selain itu, DME juga dapat menggantikan minyak diesel yang digunakan untuk truk dan bus. Permintaan terhadap bahan bakar ini akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Sementara itu, Indonesia memiliki beberapa cadangan gas yang berukuran kecil-menengah dan belum dieksploitasi yang sesuai untuk pengembangan DME. |
---|