OPTIMIZATION OF LOW SALINITY WATER INJECTION DESIGN AND FUTURE APPROXIMATION OF ITS PERFORMANCE THROUGH PROXY MODEL
Pada awal mula eksploitasi reservoir, hidrokarbon mengalir akibat energi alami reservoir itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, tekanan berkurang secara berkala sehingga tidak lagi dapat mengalir secara alami. Tahapan produksi primer ini hanya dapat mengambil sekitar 10% dari minyak yang ada di dal...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/61853 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Pada awal mula eksploitasi reservoir, hidrokarbon mengalir akibat energi alami reservoir itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, tekanan berkurang secara berkala sehingga tidak lagi dapat mengalir secara alami. Tahapan produksi primer ini hanya dapat mengambil sekitar 10% dari minyak yang ada di dalam reservoir. Untuk memproduksi minyak yang tersisa di dalam, metode perolehan minyak tahap lanjut (EOR) dilakukan. Injeksi menjadi metode EOR yang paling banyak digunakan karena pengoperasiannya yang mudah dan ekonomis. Namun, studi lebih lanjut tentang injeksi air menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam perolehan minyak yang disebabkan oleh sifat kiwiawi air dan salinitas air yang diinjeksi.
Injeksi air dengan salinitas rendah (LSWI) adalah pengembangan dari injeksi air konvensional yang menginjeksi air dengan salinitas tertentu untuk memperoleh minyak yang lebih banyak. Banyak percobaan coreflood dan dalam skala lapangan dilakukan untuk membuktikan pengaruh injeksi air salinitas rendah. Dari percobaan- percobaan tersebut, diyakini bahwa melakukan injeksi air dengan salinitas rendah dapat menambah hingga 25% perolehan minyak tambahan. Injeksi air dengan salinitas rendah menjadi daya tarik dalam beberapa tahun terakhir karena memiliki modal dan biaya operasional yang relatif rendah, risiko souring dan scaling yang lebih rendah, risiko korosi yang lebih rendah, dan fleksibilitasnya untuk dikombinasikan dengan teknik EOR lainnya seperti polymer flooding dan metode EOR kimia lainnya.
Melakukan injeksi air dengna salinitas rendah perlu mempertimbangkan beberapa parameter injeksi untuk mencegah terjadinya water breakthrough secara dini dan kerusakan formasi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mendapatkan desain injeksi air salinitas rendah yang optimal untuk kasus ini. Namun, analisis sensitivitas bisa memakan banyak waktu saat menguji banyak kemungkinan kasus.
Makalah ini bertujuan untuk meminimalisasi waktu simulasi dan menyederhanakan studi mendatang mengenai injeksi air salinitas rendah dengan membangun model proxy menggunakan simulator komersial CMG- CMOST. Studi yang dilakukan membuktikan bahwa model proxy dapat membantu memprediksi kinerja LSWI lebih baik karena lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan simulator konvensional. Meskipun perkiraan dari model proxy tidak terlalu akurat, tetapi model ini cukup andal untuk digunakan dalam memilih kemungkinan kasus terbaik dari kinerja LSWI sebelum menjalankan kasus-kasus tersebut di simulator lain |
---|