ANTIMIKROBA AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH PUNICA GRANATUM L., RIMPANG ZINGIBER OFFICINALE ROSCOE DAN DAUN ELEPHANTOPUS SCABER L., DAN KOMBINASI DENGAN TETRASIKLIN HIDROKLORIDA TERHADAP GRAM-NEGATIF DAN GRAM-POSITIF BAKTERI
Latar belakang dan tujuan: Penggunaan tumbuhan sebagai agen terapi terhadap penyakit infeksi dan efek interaksinya ketika menggabungkannya dengan obat-obatan belum diketahui sepenuhnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, untuk ekstrak etanol dari kulit buah delima, r...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/62185 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Latar belakang dan tujuan: Penggunaan tumbuhan sebagai agen terapi terhadap penyakit infeksi dan
efek interaksinya ketika menggabungkannya dengan obat-obatan belum diketahui sepenuhnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, untuk ekstrak etanol dari kulit buah
delima, rimpang jahe dan dari daun tapak liman terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa,
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk
menentukan interaksi antara kulit buah delima, rimpang jahe, dan daun tapak liman serta interaksinya
dengan tetrasiklin HCl terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus. Metode: Potensi antimikroba
untuk ekstrak etanol dari kulit buah delima, rimpang jahe dan daun tapak liman diuji melalui
konsentrasi hambat minimum (KHM) dan kosentrasi bakterisidal minimum (KBM) dengan
menggunakan metode mikrodilusi. Selanjutnya interaksi antara kombinasi ekstrak, dan kombinasi
ekstrak dengan antibiotik dilakukan melalui metode mikrodilusi checkerboard dengan menghitung
Indeks Fraksi Konsentrasi Hambat (IFKH). Hasil: Berdasarkan hasil skrining fitokimia, pada
simplisia dan ekstrak etanol kulit delima mengandung flavonoid dan tanin. Sementara simplisia jahe
dan ekstrak etanol jahe mengandung steroid/triterpenoid, flavonoid, dan tannin. Untuk simplisia dan
ekstrak etanol tapak liman, mengandung flavonoid dan steroid/triterpenoid. Nilai KHM untuk ekstrak
jahe terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus berturut-turut yaitu 2000?g/mL, 2000?g/mL dan
8000?g/mL. Sementara itu, nilai KHM untuk ekstrak etanol kulit delima terhadap P. aeruginosa, E.
coli dan S. aureus berturut-turut adalah 16µg/mL, 256?g/mL dan 64?g/mL. Nilai KHM untuk ekstrak
tapak liman terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus berturut-turut yaitu 8000?g/ml, 256?g/ml
dan 8000?g/ml. Nilai KHM tetrasiklin HCl terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus berutut-turut
yaitu 2?g/ ml, 16?g/ml dan 2?g/ml. Nilai IFKH untuk kombinasi antara kulit delima dan jahe terhadap
P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus adalah 0.625, 1.062, dan 0.563 masing-masing. Sementara itu,
IFKH ekstrak antara kulit delima dan tapak liman terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus
berturut-turut yaitu 0.188, 1.250 dan 0.375.Selanjutnya, dalam evaluasi kombinasi ekstrak tetrasiklin
HCl dengan kulit delima memberikan nilai IFKH 0.531 dan 0.250 terhadap P. aeruginosa dan S.
aureus. Kombinasi antara tetrasiklin HCl dengan rimpang jahe memberikan nilai IFKH 0.281 terhadap
bakteri yaitu P. aeruginosa dan S. aureus. Sementara itu, kombinasi tetrasiklin HCl dengan tapak
liman memberikan nilai IFKH 0.375 dan 0.531 terhadap bakteri P. aeruginosa dan S. aureus.
Kesimpulan: Ekstrak kulit buah delima memiliki KHM terendah dibandingkan dengan ekstrak
daun tapak liman dan ekstrak rimpang jahe terhadap P. aeruginosa, E. coli dan S. aureus.
Kombinasi ekstrak kulit buah delima dengan ekstrak daun tapak liman memberikan nilai
IFKH terendah, menunjukkan efek sinergis yang tertinggi di antara ekstrak kombinasi.
Selanjutnya, kombinasi tetrasiklin HCl dengan masing-masing ekstrak uji memberikan efek
sinergis terhadap bakteri P.aeruginosa dan S.aureus
|
---|