PREPARASI, KARAKTERISASI, DAN STUDI NANOTOKSIKOLOGI NANOPARTIKEL KITOSAN EKSTRAK PHYLLANTHUS NIRURI PADA KUALITAS SPERMA MENCIT JANTAN
Pengobatan nano (nanomedicine) dan sistem penghantaran nano merupakan ilmu yang relatif baru namun secara cepat berkembang dimana nanopartikel (NP) digunakan untuk menghantarkan agen terapeutik yang secara spesifik ditargetkan pada situs tertentu secara terkontrol. Beberapa NP memiliki efek toksi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/62760 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Pengobatan nano (nanomedicine) dan sistem penghantaran nano merupakan ilmu
yang relatif baru namun secara cepat berkembang dimana nanopartikel (NP)
digunakan untuk menghantarkan agen terapeutik yang secara spesifik ditargetkan
pada situs tertentu secara terkontrol. Beberapa NP memiliki efek toksik pada sel
tubuh manusia seperti NP seng oksida dan perak, yang menunjukkan efek toksik
pada sistem reproduksi pria. Phyllanthus niruri (PN) merupakan tanaman tropis
yang tersebar di seluruh dunia, memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti
antimalaria dan imunomodulator. Penelitian sebelumnya diperoleh efikasi yang
signifikan dari enkapsulasi ekstrak PN dan HBsAg dengan NP kitosan sebagai
adjuvant tambahan untuk meningkatkan respon imun terhadap vaksin hepatitis.
Banyak studi menunjukkan bahwa PN memiliki efek toksik pada sistem reproduksi
pria, terutama pada sel sertoli testis dan parameter sperma, serta mempengaruhi
fertilitas pria. Belum ada studi terkait toksisitas NP kitosan yang memuat ekstrak
PN terhadap fertilitas pria. Studi saat ini dirancang untuk mengevaluasi efek toksik
pada NP kitosan yang memuat ekstrak PN dengan mengkarakterisasi sperma pada
mencit jantan Swiss Webster dewasa. Studi ini fokus pada preparasi dan
karakterisasi NP kitosan yang memuat ekstrak PN serta studi in vivo terhadap efek
nanotoksikologi pada kualitas sperma. Sebanyak 24 mencit jantan Swiss Webster
dibagi secara acak menjadi enam kelompok yang terdiri dari 4 mencit pada tiap
kelompok dan diberikan injeksi secara intraperitoneal (IP) sekali sehari selama 14
hari. Kelompok I (kontrol) tidak diberikan perlakuan, kelompok II diberikan
nanopartikel blanko 100mg/kg berat badan (BB), kelompok III dan IV diberikan
ekstrak PN masing-masing sebanyak 25mg/kg BB dan 100mg/kg BB, dan
kelompok V dan VI diberikan NP PN masing-masing sebanyak 25mg/kg BB dan
100mg/kg BB. Hewan tersebut dikorbankan, dan sperma epididimis dikumpulkan
serta dianalisa jumlah sperma, motilitas, dan morfologinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi NP memiliki karakterisasi yang
baik seperti ukuran NP sekitar 178 nm, indeks polidispersitas (IP) 0,23, zeta
potensial +37 mV, dan efisiensi penjerapan (EE%) yang baik 74%. Penurunan yang
signifikan (p < 0,05) pada jumlah dan motilitas sperma epididimis pada kelompok
perlakuan IV, V, dan VI diamati, dan peningkatan yang signifikan (p < 0,05) pada
karakterisasi morfologi sperma abnormal yang ditandai dengan tidak ada kepala,
tidak ada kait, dan ekor bengkok juga diamati pada kelompok perlakuan
dibandingkan dengan kontrol yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p <
0,05) terhadap kualitas sperma pada kelompok II dan III. NP kitosan blanko bahkan
dalam dosis tinggi, tidak menunjukkan toksisitas pada parameter sperma,
membuktikan bahwa NP kitosan aman pada sistem reproduksi pria. Sebaliknya,
ekstrak PN dosis tinggi menunjukkan efek toksik pada kualitas sperma dan pada
NP kitosan yang memuat ekstrak PN, bahkan dalam dosis rendah menunjukkan
toksisitas dengan mengubah parameter fertilitas pria, sehingga mengubah fungsi
reproduksi pada sel sperma dengan memberikan sifat antifertilitas pada mencit.
|
---|