THE INFLUENCE OF DIFFERENT STORAGE CONDITIONS TOWARDS THE PHYSICAL STABILITY OF MILLED POLYMORPH I AND II OF THEOPHYLLINE ANHYDRATE
Latar belakang dan tujuan : Teofilin anhidrat merupakan obat golongan xanthin yang efektif digunakan dalam penanganan gejala asma. Teofilin memiliki beberapa polimorf. Polimorf yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah polimorf I dan II. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/64339 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Latar belakang dan tujuan : Teofilin anhidrat merupakan obat golongan xanthin yang efektif digunakan dalam penanganan gejala asma. Teofilin memiliki beberapa polimorf. Polimorf yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah polimorf I dan II. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik kristal dan melihat transformasi polimorfik setelah dilakukan penggilingan yang dilanjutkan dengan penyimpanan di dalam bejana teriluminasi dan desikator dan kandungan air ditentukan dalam masa penyimpanan tertentu. Metode: Polimorf I, H, dan campurannya disiapkan melalui pemanasan dalam suhu yang bervariasi. Powder X-Ray Diffractometer (PXRD) digunakan untuk menentukan struktur asli dari masing — masing polimorf dan melihat perubahannya setelah dilakukan penggilingan. Instrumen Differential Thermal Analysis (DTA) digunakan untuk menentukan titik leleh dari masing — masing polimorf yang juga menjadi data penunjang bagi PXRD. Polarizing microscope dan Scanning Electron Microscope (SEM) digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kristal. Penggilinga.n dilakukan selama 60 menit yang dilanjutkan dengan penyimpanan dalam bejana teriluminasi (40°C, RH 75%) dan desikator (27°C, RH 75%) selama empat minggu. Hasil: Kristal polimorf II dari teofilin anhidrat berbentuk batang yang melebar. K.ristal polimorf I dari teofilin anhidrat berbentuk campuran batang dan bentuk jarum, sedangkan campuran kristal polimorf I dan II berbentuk batang dengan bentuk jarum yang menyatu. Keseluruhan polimorf menunjukkan beberapa bentuk amorf setelah penggilingan. Transformasi polimorfik dapat terlihat dalam difraktogram PXRD dengan data penunjang dari DTA untuk bentuk asli masing — masing kristal polimorf, setelah 60 menit penggilingan, dan setelah penyimpanan dalam bejana teriluminasi dan desikatrr selama tiga hari dan empat minggu. Kesimpulan: Kondisi penyimpanan dalam bejana teriluminasi (40°C, RH75%) lebih
bagi semua polimorf, jika dibandingkan dengan desikator. Polimorf II teofilin anhidrat dapat diduga merupakan bentuk yang paling stabil walaupun penggilingan dilakukan.
|
---|