DETERMINING THE EFFICACY OF ANTI WRINKLE ACTIVITY USING YOGURT IN CREAM FORMULATION
Yoghurt adalah produk fermentasi yang dihasilkan dengan menambahkan kultur bakteri Lactobacillus Bulgaricus pada susu.Berdasarkan penelitian,yoghurt memiliki aktivitas exfoliant dimana yoghurt memiliki kemampuan untuk mereduksi kerut yang terdapat pada kulit.Tujuan penelitian ini adalah mengembangka...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/64345 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Yoghurt adalah produk fermentasi yang dihasilkan dengan menambahkan kultur bakteri Lactobacillus Bulgaricus pada susu.Berdasarkan penelitian,yoghurt memiliki aktivitas exfoliant dimana yoghurt memiliki kemampuan untuk mereduksi kerut yang terdapat pada kulit.Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formulasi krim dengan yoghurt sebagai bahan aktif dan melakukan uji efektivitas formula krim tersebut terhadap kerut kulit.Pengembangan formula dari krim yoghurt meliputi pengunaan beberapa agen pengemulsi dan surfaktan serta pemilihan fasa air dan minyak.Setomakrogol 1000 dan setostearil alcohol dengan pembandingan 2:8 yang berfungsi sebagai agen pengemulsi dan surfaktan.Vaselin dan paraffin cair digunakan sebagai fasa minyak sedangkan metal paraben dan propil paraben digunakan sebagai pengawet dan kurkumin diguanakan sebagai pewarna.Konsentrasi dari zat aktif yang digunakan adalah 5%.Pengujian kapasitas antioxidant dari krim yang dihasilkan dilakukan dengan mengunakkan metode pengujian DPPH,sedangkan pengujian efek iritasi dari krim dilakukan pada kulit kelinci dan secara in-situ menggunakan sukarelawan selama 3 minggu dengan Video Dermatoscopy (VD). Hasil formulasi dari krim yoghurt yang dihasilkan memiliki stabilitas fisik yang baik,terlihat dari tidak adanya perubahan pada warna,bau,fasa dari krim,ataupun pertumbuhan jamur selama 28 hari periode evaluasi pada suhu ruang (25°C) maupun pada suhu 40°C.Formulasi yang dihasilkan tetap stabil pada 6 siklus pengujian Freeze Thaw. Tes iritasi pada kulit kelinci menunjukan tidak terdapatnya udem atau eritema berdasarkan guideline OECD (Organization for Economic Co-operation and Development).Tidak terdapat perbedaan secara signifikan aktivitas antioxidan pada formulasi selama 28 hari. Aktivitas antioxidant yoghurt murni sebesar 43.36p,g/m1(50ppm),yoghurt dalam basis krim sebesar 54.21 Rg/m1(50ppm) dan pada bentuk sedian terakhir sebesar 54,67ug/m1(50ppm).Aktivitas antioxidan pada standar dengan menggunakan vitaminC sebesar 53.171,1g/m1(25ppm). Ketika dibandingkan dengan standar, yoghurt perlu dua kali lebih konsentrasi untuk mencapai nilai konsentrasi inhibisi (IC50) sama dengan standar. Analisis in-situ pada kulit manusia menunjukkan hasil yang positif yang ditujukan melalui pengurangan kerut pada 3 dari 6 sukarelawan (gradient -0,0102, -0,0015, dan -0,0266).Formulasi krim dengan komposisi 5% yoghurt ,0.2% kurkumin, cetomakrogol 1000: cetostearil alcohol (2:8),10% Vaseline ,20% od paraffin cair rnenujukkan aktivitas antioxidan dan karakteristik fisik yang terbaik.Bentuk sediaan akhir menunjukkan aktivitas anti kerut yang efektif. |
---|