FORMULATION OF A TOPICAL PRODUCT CONTAINING BROMELAIN AND TESTING ITS EFFECT TOWARDS INFLAMMATION

Bromelain, senyawa hasil ekstraksi dari nanas (Ananas comosus Merr.), dilaporkan memiliki potensi manfaat terapetik yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan topikal yang mengandung bromelain dan menentukan profit pelepasan in vitro dari bromelain, serta menguji akt...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Shalini D Cruz, Emily
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/64347
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Bromelain, senyawa hasil ekstraksi dari nanas (Ananas comosus Merr.), dilaporkan memiliki potensi manfaat terapetik yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan topikal yang mengandung bromelain dan menentukan profit pelepasan in vitro dari bromelain, serta menguji aktivitasnya terhadap inflamasi akut. Serbuk bromelain pertama-tama diformulasikan ke dalam tiga tipe sediaan, yaitu krim M/A, krim AIM dengan met-tgunakaa emulgaor cetoste aryl alcohol dan sodium lauryl sulphate (9:1), serta hydroxylpropyl methylcellulose (HPMC) jel. Formula yang dibuat juga kemudian dimodifikasi dengan penambahan senyawa peningkat penetrasi, yaitu urea dan DMSO. Stabilitas fisik dan sifat organoleptik dari formula topikal tersebut dievaluasi selama dua bulan. Formula tersebut kemudian diuji, baik secara in vitro maupun in vivo. Uji in vitro dilakukan menggunakan sel difusi tipe statis, di mana bromelain yang diperoleh di kompartemen reseptor ditentukan kadarnya menggunakan spektrofotometri UV setelah perlakuan awal sampel dengan metode Lowry. Uji in vivo dilakukan menggunakan hewan tikus yang dibagi menjadi kelompok kontrol, standar, dan uji. Kondisi inflamasi akut diinduksi dengan menyuntikkan larutan 1% k-karagenan ke dalam telapak tungkai belakang tikus. Setiap kelompok, kecuali kontrol, diberi perlakuan dan volume pembengkakkan (udem) diukur selama 5 jam menggunakan Plethysmometer. Stabilitas dari sediaan krim dan jel, dalam parameter pH (5.9±0.005, 5.8±0.003) dan viskositas (7920±0.1, 3021±0.1)cp, konstan sepanjang periode evaluasi_ Perubahan warna, bau, dan tekstur, serta pertumbuhan mikroba tidak teramati. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa penambahan 1% urea dan 15% DMSO ke dalam sediaan dapat meningkatkan penetrasi dari bromelain dan tidak menunjukkan perbedaan bermakna di antara keduanya (p>0.05, Anova). Namun, sediaan jel bromelain menunjukkan hasil yang lebih baik dalam uji in vitro dan in vivo dibandingkan sediaan krim. Uji difusi dari sediaan jet dengan 1% urea memberikan persentase tertinggi dalam pelepasan bromelain dalam 6 jam (44.08%). Dalam studi farmakodinamik, sediaan standar (jel diklofenak) dan sediaan uji menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol (p<0.05. Anova). Persentase maksimum hambatan udem dari sediaan standar dan sediaan jel bromelain berturut-turut adalah 75.49% dan 76.62%, di mana keduanya dicapai dalam 4 jam. Sediaan uji dan sediaan standar (1% Diclofenac jet) tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0.05). Sediaan 1% urea HPMC jel yang mengandung bromelain memberikan hasil yang terbaik dalam studi in vitro dan in vivo, serta mempunyai efek farkodinamika yang hampir setara dengan sediaan komersial jel diklofenak (p>0.05, Anova).