ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DIAGNOSTICS AND EVALUATION FOR OFFSHORE WELL X

Saat ini, lebih dari 90% lapangan-lapangan minyak di Indonesia menggunakan metode pengangkatan buatan sebagai salah satu metode pemulihan primer untuk meningkatkan produksi Salah satu metode pengangkatan buatan yang paling bayak digunakan di industri adalah Electric Submersible Pump (ESP). Seiring b...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Aldi Riksa, Danan
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/66175
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Saat ini, lebih dari 90% lapangan-lapangan minyak di Indonesia menggunakan metode pengangkatan buatan sebagai salah satu metode pemulihan primer untuk meningkatkan produksi Salah satu metode pengangkatan buatan yang paling bayak digunakan di industri adalah Electric Submersible Pump (ESP). Seiring berjalannya waktu, Electric Submersible Pump (ESP) dapat berada pada kondisi yang tidak cukup efisien untuk mengangkat minyak yang diakibatkan oleh berkurangnya turunnya tekanan reservoir, adanya masalah saat produksi pada sumur tersebut dan turunnya produktivitas pompa. Meskipun demikian, beberapa parameter Electric Submersible Pump (ESP) dapat dievaluasi agar dapat mencapai kondisi yang optimum, yang sesuai dengan kemampuan deliverability sumur. Oleh karena itu, diagnosis pada penurunan laju produksi dan evaluasi pada pompa perlu dilakukan secara berkala untuk melihat apakah kondisi sumur berada dalam kondisi yang optimal atau tidak. Ketika kondisi pompa sudah tidak sesuai lagi dengan kemampuan deliverability sumur, optimasi secara rutin harus dilakukan. Studi kasus pada penelitian ini dilakukan di lapangan Rama Field, di Laut Jawa, Barat Laut Jakarta dengan mengamati sumur B-05. Beberapa plot grafik laju fluida, gas, dan minyak dibuat untuk mengamati terjadinya penurunan produksi pada sumur B-05 dan kemampuan pompa pada sumur dievaluasi kemudian dibuat desain optimasinya. Pada sumur B-05, akan dievaluasi dengan dilakukan evaluasi dengan melalukan penentuan kembali IPR sumur B-05 untuk mendapatkan laju optimum yang sesuai dengan kemampuan deliverability sumur, pemilihan ukuran dan tipe Submersible Pump (ESP) yang sesuai dengan besarnya laju produksi optimum, penentuan stage pompa yang sesuai dengan tipe pompa, perhitungan gas untuk menentukan apakah diperlukan gas separator atau tidak, dan pemilihan ukuran motor dengan menentukan horse power yang dibutuhkan. Usaha ini dilakiakn untuk mendapatkan desain ESP yang paling optimum. Menghasilkan bahwa sumur B-05 mengalami fenomena multiphase flow yang diindikasikan dengan meningkatnya laju gas ketika laju fluida menurun. Sumur B-05 juga mengalami produksi air yang berleblih sehingga memiliki water cut sebesar 89%. Selain itu, kandungan gas dalam minyak yang terproduksi dari sumur tersebut dapat menyebabkan penguncian gas dan akan mengurangi efisiensi pompa. Sumur B-05 dari perhitungan kurva IPR Wiggins memiliki produksi optimum 1341.77 BFPD menggunakan pompa ESP POWERLIFT tipe Q-08 155 stages dengan ukuran motor 80 HP, 1213 V, dan 43 A. Dari tren laju fluida yang menurun dan test produksi aktual 31 januari 2016 diketahui produksi sebesar 776 BFPD, produksi masih dapat dioptimasi dengan mengevaluasi pompa ESP terpasang. Dari hasil evaluasi didapatkan tipe pompa untuk mendapatkan produksi optimum sumur B-05 adalah POWERLIFT tipe Q-15 185 stages dengan ukuran motor 82.5 HP, 1272 V, dan 42.5 A.