MODELING AND ECONOMIC MODEL FOR CO2 INJECTION SHARING CONTRACT FOR EOR

• Main Author: Syarifuddin Lambose Rusli, Muh.
• Format: Final Project
• Language: Indonesia
• Subjects: Pertambangan dan operasi berkaitan
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/66254
• Institution: Institut Teknologi Bandung

Kadar konsentrasi CO2 di atmosfer saat ini berada pada angka 415 parts per million (ppm). Indonesia menyumbang 0.5 miliar metric ton per tahunnya. Sejalan dengan itu, untuk mengurangi emisi karbon yang dilepaskan ke udara, negara negara di dunia sepakat untuk mencapai net zero emission melalui Paris Agreement. Selain itu, Indonesia sendiri memiliki target besar di bidang Oil and Gas ini yaitu 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD. Peningkatan perolehan minyak dengan metode injeksi CO2 merupakan salah satu opsi yang cocok diterapkan dan sejalan dengan tujuan Indonesia dan dunia secara umum. Akan tetapi, Metode ini belum banyak diterapkan karena alasan teknologi dan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar CO2-EOR layak diterapkan di Indonesia baik dari segi teknis maupun dari segi ekonomis. Pada studi ini, disajikan aspek teknis dari injeksi CO2 yang dimodelkan menggunakan “PETREL 2017” dan disimulasikan menggunakan simulator komposisi “ECLIPSE 300”. Simulasi ini dilakukan menggunakan data pada lapangan minyak selama 20 tahun. Sejumlah variasi laju injeksi CO2 dilakukan untuk melihat pengaruh laju injeksi terhadap kapasitas penyimpanan CO2 dan juga kinerja keuangan. Pada studi ini disajikan pula analisis aspek keekonomian dengan skema yang umum digunakan di Indonesia, yaitu skema PSC Cost Recovery dan PSC Gross Split. Dari analisis tersebut akan didapatkan skema yang menguntungkan untuk penerapan CO2-EOR ini. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada studi ini, Skenario dengan laju injeksi 8 MMSCFD dipilih menjadi skenario yang terbaik karena selain menghasilkan perolehan minyak yang besar yaitu 18.78% dan dapat menyimpan CO2 sebanyak 725 ribu metric ton, scenario ini juga memberikan peningkatan yang terbaik dari segi ekonomi. Model PSC Gross Split menghasilkan keuntungan yang lebih baik dibandingkan skema Cost Recovery. Studi ini juga menganalisis sensitivitas terhadap NPV10%, IRR, dan POT. Ditunjukkan bahwa parameter yang paling berpengaruh adalah harga minyak, split kontraktor, dan CAPEX.