ENHANCED GAS RECOVERY SIMULATION STUDY: ADSORPTION OF CO2 FOR SEQUESTRATION WHILE INCREASING THE HYDROCARBON RECOVERY

Pengaruh adsorpsi umumnya tidak dipertimbangkan dalam proyek CCUS (Carbon Capture Utilation and Storage), terutama terkait Enhanced Gas Recovery (EGR). Alasannya karena penambahan parameter adsorpsi pada input data akan membuat model reservoir lebih kompleks. Selain itu, durasi simulasi reservoir ak...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Lutfiyya Sule, Rifani
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/66297
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Pengaruh adsorpsi umumnya tidak dipertimbangkan dalam proyek CCUS (Carbon Capture Utilation and Storage), terutama terkait Enhanced Gas Recovery (EGR). Alasannya karena penambahan parameter adsorpsi pada input data akan membuat model reservoir lebih kompleks. Selain itu, durasi simulasi reservoir akan lebih lama. Studi ini dimaksudkan untuk menunjukkan efek adsorpsi selama proses EGR, meskipun implementasinya dilakukan pada input model yang sederhana dan parameter reservoirnya diambil dari data yang telah dipublikasikan. Ukuran model yang digunakan ialah 2.639.7 x 2.639.7 x 650 ft3, dan model dipartisi oleh ukuran grid reguler sebesar 293,3 kaki (untuk arah x dan y) dan ukuran grid ke arah kedalaman dilakukan secara bervariasi, yaitu 50 ft untuk dua sel pertama, 30 ft untuk dua sel berikutnya, dan sel lainnya adalah 25 ft. Oleh karena itu, kedalaman totalnya adalah 650 ft (untuk arah z). Empat (4) sumur injeksi diletakkan di tepi model, dengan laju injeksi CO2 sebesar 2,5 MMSCFD per hari untuk setiap sumurnya. Sumur produksi terletak di tengah model. Simulasi dimulai pada 1 Januari 2022 dengan durasi simulasi selama 228 tahun dan dengan variasi interval waktu setiap bulan (2022 – 2025), setiap menit (hanya pada 1 – 2 Mei 2025 untuk melihat waktu terobosan yang tepat ke sumur produksi), dan setiap tahun (dilaksanakan hingga sisa periode simulasi). Hasil penelitian ini menunjukkan terdeteksinya efek adsorpsi yang cukup jelas, dimana perolehan produksi gas 2 hidrokarbon yang lebih tinggi (karena EGR), sedangkan produksi CO2 lebih kecil dibandingkan jika simulasi tidak memasukkan efek adsorpsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kekurangan gas CO2 di sumur produksi disebabkan oleh efek adsorpsi. Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa perolehan gas hidrokarbon yang lebih tinggi disebabkan oleh semakin kecilnya gas CO2 yang dihasilkan karena adsorpsi, meskipun CH4 yang teradsorpsi juga lebih kecil. Dengan demikian dapat diyakini bahwa sebagian CO2 yang diinjeksikan ke dalam model telah diserap oleh mineral lempung yang terdapat pada reservoir. Kemampuan mineral lempung untuk menyerap CO2 dan CH4 akan berbeda tergantung pada tingkat kemurnian lempung tersebut. Semakin murni mineral lempung maka semakin baik mineral lempung tersebut dalam mengadsorpsi CO2 dan CH4. Dengan lebih banyak CO2 yang diadsorpsi oleh mineral lempung, waktu yang dibuthkan oleh CO2 untuk menerobos sumur injeksi terbukti lebih lama. Hasil simulasi reservoir pada penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memasukkan efek adsorpsi, akan terjadi tambahan produksi gas CH4 sebesar 0,025 juta ton dan dapat menyerap tambahan 0,07 juta ton CO2 dibandingkan tanpa efek adsorpsi.