INVITRO CYTOTOXIC AND GENOTOXIC STUDIES OF PHYLLANTHUS NIRURI NANOMATERIALS (NANOEMULSIONS AND NANOPARTICLES) IN TM4 CELLS AND THEIR INFLUENCE ON SPERMATOGENESIS
Nanomaterial dalam ilmu farmasi memiliki banyak keuntungan. Beberapa penelitian telah mengungkapkan kemungkinan adanya toksisitas pada nanomaterial. Ada kesenjangan antara kualitas nanoteknologi dan nanotoksisitas yang harus dijembatani untuk menjamin keamanan bahan nano dalam menjamin kesehatan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/66333 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Nanomaterial dalam ilmu farmasi memiliki banyak keuntungan. Beberapa
penelitian telah mengungkapkan kemungkinan adanya toksisitas pada
nanomaterial. Ada kesenjangan antara kualitas nanoteknologi dan nanotoksisitas
yang harus dijembatani untuk menjamin keamanan bahan nano dalam menjamin
kesehatan manusia. Phyllanthus niruri merupakan tanaman obat yang secara
tradisional digunakan sebagai antimalaria, pengobatan batu ginjal, dan
imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi potensi
sitotoksisitas dan genotoksisitas ekstrak Phyllanthus niruri berikut dalam
nanopartikel (PNNP) dan nanoemulsi ekstrak Phyllanthus niruri (PNNE) pada sel
Sertoli tikus (TM4) dan potensinya dalam memberikan efek samping pada
spermatogenesis.
Adapun konsep pada penelitian ini adalah untuk memformulasi dan
mengkarakterisasi nanopartikel kitosan yang mengandung ekstrak Phyllanthus
niruri dan nanoemulsi Phyllanthus niruri dalam dua ukuran yang berbeda.
Sitotoksisitas pada sel Sertoli ditentukan dengan menggunakan teknik kolorimetri,
Cell Counting Kit-8. Viabilitas sel dari nanoemulsi blanko (kosong) dan
nanopartikel blanko ditentukan dengan pengujian dengan menggunakan trypan
blue. Uji Fast halo dan comet digunakan untuk mengukur perusakan single-strand
DNA (SSB) dalam sel Sertoli untuk menentukan genotoksisitas potensial dari
nanopartikel dan nanoemulsi Phyllanthus niruri. Untuk mendeteksi perubahan
morfologi sel selama apoptosis, dilakukan uji Hoechst 33342. Uji
imunofluoresensi digunakan untuk memeriksa ekspresi protein blood-testis
barrier (BTB) (connexin 43, claudin 11) dalam sel TM4 setelah terpapar PNNP
125 bpj dan PNNE dengan ukuran 163,7 nm dan 16,9 nm pada konsentrasi 125
bpj.
Pada penelitian ini, PNNP yang diformulasi memiliki karakteristik yang baik. Hal
ini ditunjukkan dengan ukuran NP 170,6 nm, indeks polidispersitas (PI) 0,269,
zeta potensial +37,8 mV, dan efisiensi penjerapan (EE) yang baik 71,0 %. PNNE
dengan dua ukuran yaitu 163,7nm dan 16,9nm, masing-masing memiliki indeks
polidispersitas (PI) 0,291 dan 0,181, zeta potensial -9,1mV dan -5,7mV, dan
efisiensi penjerapan (EE%) yang tinggi yaitu sebesar 89% dan 93%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian PNNP dan PNNE menginduksi
kerusakan DNA pada sel Sertoli, sebagaimana yang ditunjukkan pada uji fast halo
dan comet, serta apoptosis yang ditunjukkan pada perubahan morfologi sel yang
dikonfirmasi dengan uji Hoechst 33342. Terdapat penurunan ekspresi protein
BTB yang signifikan pada sel Sertoli setelah pemberian PNNP, PNNE pada
konsentrasi 125 bpj yang dapat merusak integritas BTB dan selanjutnya dapat
mengubah regulasi spermatogenesis pada mencit jantan.
|
---|