SOLAR ABSORPTIVITY ANALYSIS OF NANOSTRUCTURE PEROVSKITE SOLAR CELL
Energi matahari adalah sumber energi terbarukan yang paling melimpah di Bumi dan energi terbarukan termurah. Investasi pada industri sel surya yang tinggi menghasilkan banyak perkembangan terkini, dengan sel surya silikon sebagai sel surya yang paling umum. Meskipun sel surya silikon memiliki efisie...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/70159 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Energi matahari adalah sumber energi terbarukan yang paling melimpah di Bumi dan energi terbarukan termurah. Investasi pada industri sel surya yang tinggi menghasilkan banyak perkembangan terkini, dengan sel surya silikon sebagai sel surya yang paling umum. Meskipun sel surya silikon memiliki efisiensi konversi daya yang tinggi, metode pembuatannya tidak ramah lingkungan dan mahal. Sehingga dibutuhkan sel surya yang lebih ramah lingkungan dan lebih murah.
Sel surya Perovskite adalah sel surya berpotensi tinggi yang bisa memecahkan masalah sel surya silikon ini dengan efisiensi konversi daya yang sebanding. Sifat optik material Perovskite memungkinkan absorptivitas yang sangat baik pada seluruh panjang gelombang cahaya tampak. Meningkatkan absorptivitas sel surya akan meningkatkan efisiensi konversi daya. Hal ini dapet dilakukan dengan menerapkan arsitektur struktur nano pada sel surya.
Penelitian ini menggunakan metode elemen hingga, COMSOL Multiphysics, untuk mensimulasikan sel surya perovskite dengan berbagai arsitektur struktur nano, termasuk bentuk, tinggi, dan area domain. Bentuk struktur nano meliputi nanocone, nanopyramid, nanotube dan nanorod. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absorptivitas sel surya pada panjang gelombang 300-800 nm meningkat dengan bertambahnya ketinggian untuk bentuk meruncing. Nanocone memiliki radiasi terintegrasi dan transmisi cahaya tertinggi. Analisis radiasi terintegrasi dari berbagai area domain nanocone menunjukkan berbagai maxima dan minima lokal. Hasil menunjukkan nanocone pada area domain 300 nm x 300 nm dan pada ketinggian 200 nm memberikan radiasi terintegrasi terbesar yaitu 407 W/m2.
|
---|