UJI AKTIVITAS XANTIN OKSIDASE FRAKSI DAN EKSTRAK DAUN KECOMBRANG (ETLINGERA ELATIOR JACK R.M.SM.) DARI EMPAT DAERAH YANG BERBEDA DI JAWA

Artritis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh akumulasi kristal monosodium urat di sendi dan jaringan sekitarnya akibat peningkatan kadar asam urat. Di kota Bandung, asam urat menduduki peringkat kelima belas dari dua puluh penyakit teratas yang dirawat di puskesmas pada tahun 2018. Allopurinol...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Abiyoga S.A, Putu
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/71050
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Artritis gout adalah penyakit yang disebabkan oleh akumulasi kristal monosodium urat di sendi dan jaringan sekitarnya akibat peningkatan kadar asam urat. Di kota Bandung, asam urat menduduki peringkat kelima belas dari dua puluh penyakit teratas yang dirawat di puskesmas pada tahun 2018. Allopurinol merupakan inhibitor xantin oksidase yang umum, tetapi memiliki efek samping, antara lain ruam kulit, demam, dan leukopenia. Maka dari itu, riset untuk mencari pengobatan herbal sebagai penghambat aktivitas xantin oksidase penting dilakukan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuktikan potensi daun Etlingera elatior (kecombrang) dari empat daerah yang berbeda (Gunung Salak, Pangandaran, Malang, dan Cilacap) sebagai penghambat alami enzim xantin oksidase. Penelitan sebelumnya telah menemukan bahwa Etlingera elatior efektif sebagai antihiperurisemia. Daun kecombrang berpotensi menjadi penghambat aktivitas xanthine oxidase alami karena mengandung beberapa senyawa flavonoid. Ekstrasi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Proses fraksinasi ekstrak daun kecombrang menggunakan metode ekstraksi cair-cair. UV-Vis spektrofotometri dengan alat microplate reader adalah metode untuk menguji aktivitas penghambatan xantin oksidase ekstrak dan fraksi daun kecombrang. IC50 ekstrak Pangandaran, Gunung Salak, Malang, dan Cilacap masing-masing adalah 578,00; 488,56; 532,90; dan 747,73 ?g/mL. Kekuatan penghambatan xantin oksidase sebanding dengan nilai kandungan flavonoid total dalam ekstrak. Ekstrak Gunung Salak dipilih untuk difraksinasi lebih lanjut. Sedangkan, IC50 fraksi air dan etil asetat masing-masing sebesar 169,75 dan 130,15 ?g/mL. Kandungan quercetin tertinggi ditemukan pada fraksi etil asetat (199,10 mg/g). Fraksi etil asetat juga memiliki kandungan kaempferol tertinggi (20,55 mg/g).