MENGKAJI STRATEGI OPERASIONAL PENGELOLAAN WAX DI LAPANGAN LEPAS PANTAI TENGGARA SUMATRA

Lepas pantai tenggara sumatra merupakan lapangan di Indonesia yang berusia 55 tahun dengan produksi sebesar 31.000 BOPD dan 137.5 MMSCFD. Dikarenakan aktivitas produksi di ini dilakukan di lepas pantai. Pembentukan padatan, seperti wax sangat mudah terjadi karena fluida ditransportasikan di dasar l...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Syahalam, Al-Fath
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/73293
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Lepas pantai tenggara sumatra merupakan lapangan di Indonesia yang berusia 55 tahun dengan produksi sebesar 31.000 BOPD dan 137.5 MMSCFD. Dikarenakan aktivitas produksi di ini dilakukan di lepas pantai. Pembentukan padatan, seperti wax sangat mudah terjadi karena fluida ditransportasikan di dasar laut dengan suhu yang rendah. Endapan wax selama transportasi fluida akan sangat menggaggu untuk kegiatan produksi. Optimasi produksi dengan Flow assurance merupakan metode yang tepat untuk memelihara dan memastikan aliran yang efisien dan berkelanjutan selama fluida ditransportasikan. Pengaplikasian metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti insulasi, electric heater, pemisahan dan pemanasan fluida. Di dalam studi ini, dilakukan simulasi sebanyak 3 kasus besar yang berbeda dengan didalamnya terdapat subkasus sebagai pembanding untuk mencari solusi terbaik dalam penanganan wax. Pada ketiga kasus ini, fluida ditransportasikan sejauh 2 Km dengan material pipa adalah carbon steel yang berada di dasar laut dengan suhu 20oC. Pemilihan solusi penanganan yang terbaik akan dilihat dari nilai dari pengendapan wax pada pipa dan efisiensi untuk menjaga suhu fluida agar terjaga dari inlet sampai dengan outlet.Studi ini dimaksudkan untuk mencari sebuah metode yang paling baik untuk dapat meminimalisir pembentukan wax pada pipa. Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa pembentukan wax terjadi ketika suhu fluida dibawah 63oC dan diperlukan insulasi dengan ketebalan minimal 3-inch untuk dapat menghindari pembentukan wax pada pipa. Penambahan electric heater dengan daya 43 W/m pada insulasi menghasilkan pengendapan wax yang lebih baik dan bernilai sangat kecil, yakni 0.022 mm. Menaikkan suhu inlet sampai dengan 75oC fluida dapat menjadi solusi alternatif jika terdapat ruang yang cukup untuk memasang boiler.