MULTIBEAM MAPPING OF THE NEWLY IDENTIFIED KALAOTOA FAULT, THE 7.3 MW EARTHQUAKE SOURCE IN THE FLORES SEA

Gempa dengan kekuatan 7.3 Mw terjadi di Laut Flores pada tanggal 14 Desember 2021 diikuti dengan tsunami kecil (baby tsunami) setinggi 7 cm di sekitar Pulau Flores. Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), gempa tersebut disebabkan oleh mekanisme sesar geser. Sedangkan, menurut Pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Iffah Sabila, Ana
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/73334
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Gempa dengan kekuatan 7.3 Mw terjadi di Laut Flores pada tanggal 14 Desember 2021 diikuti dengan tsunami kecil (baby tsunami) setinggi 7 cm di sekitar Pulau Flores. Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), gempa tersebut disebabkan oleh mekanisme sesar geser. Sedangkan, menurut Peta Sesar Aktif yang terdapat di Indonesia saat itu, belum ditemukan adanya sesar geser di Laut Flores. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk geometri dari sesar sumber gempa Flores 2021 yang baru ditemukan dan diberinama Sesar Kalaotoa (Supendi, et al., 2022). Untuk mengidentifikasi struktur dan bentuk geometri dari Sesar Kalaotoa, penelitian ini memanfaatkan data batimetri dari MBES (multibeam echosounder). Data yang digunakan berasal dari EWIN JAGAPATI (Ekspedisi Widya Nusantara Jelajah Gabungan Perairan Timur Indonesia) yang difasilitasi oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menggunakan kapal riset Baruna Jaya III. Pada studi ini, digunakan analisis geomorfometrik, yaitu SWE (slope weighted eccentricity) yang dibagi menjadi analisis komponen horizontal dan vertikal dengan memanfaatkan data eksentrisitas dan kemiringan (slope) dari batimetri. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa Sesar Kalaotoa memiliki panjang kurang lebih 96,671 km dengan arah gerak dextral strike-slip. Dari hasil pengolahan data batimetri juga diketahui hubungan dari Sesar Kalaotoa dengan Sesar Flores yang terletak dekat dengan area studi yang dipisahkan oleh sebuah ceruk (ocean basin).