ANALISIS PENERAPAN METODE ROCK TYPING PADA RESERVOIR KARBONAT: STUDI KASUS PADA LAPANGAN INDONESIA
Data core sangat penting dalam karakterisasi reservoir minyak dan gas. Karakterisasi reservoir memungkinkan estimasi cadangan reservoir yang lebih akurat dan prediksi kinerja reservoir. Selain itu, data core dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi batuan, yang dikenal dengan istilah rock typi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/73482 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Data core sangat penting dalam karakterisasi reservoir minyak dan gas. Karakterisasi reservoir memungkinkan
estimasi cadangan reservoir yang lebih akurat dan prediksi kinerja reservoir. Selain itu, data core dapat
digunakan untuk menentukan klasifikasi batuan, yang dikenal dengan istilah rock typing. Sifat-sifat batuan yang
menyusun reservoir minyak dan gas dapat ditentukan dengan menggunakan rock typing. Hal ini memungkinkan
untuk mengidentifikasi zona potensial untuk produksi hidrokarbon, memahami perilaku aliran fluida, dan
merencanakan operasi produksi yang efektif kedepannya. Untuk penentuan jenis batuan karbonat yang lebih
akuat, diperlukan integrasi data petrofisika dengan informasi batuan, fluida, dan geologi yang tersedia.
Penelitian ini akan berfokus pada identifikasi dan analisis jenis batuan reservoir karbonat Indonesia di empat
wilayah di Indonesia. Sebelum melakukan rock typing, dilakukan analisis data statistik untuk distribusi data
porositas dan permeabilitas pada setiap lapangan. Rock typing dilakukan dengan menggunakan lima metode
yaitu Hydraulic Flow Unit (HFU), Pore Geometry Structure (PGS), Global Hydraulic Elements (GHE), Lucia,
dan Winland R35.
Hasil rock typing pada keempat wilayah tersebut adalah metode PGS memiliki akurasi prediksi permeabilitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode HFU. Wilayah 1 (Papua Barat) memiliki rentang DRT 3 – 17
(Metode HFU), RT 4 – 16 (Metode PGS), GHE 1 – 8 (Metode GHE), didominasi oleh rock fabric kelas 3, dan
tipe pore throat mesopori. Wilayah 2 (Jawa Timur) memiliki rentang DRT 3 - 28 (Metode HFU), RT 3 - 18
(Metode PGS), GHE 1 – 10 (Metode GHE), didominasi oleh rock fabric kelas 3 dan 4, tipe pore throat
Microporous dan Mesopore. Wilayah 3 (Kalimantan Tengah) memiliki rentang DRT 10 – 21 (Metode HFU), RT
6 – 17 (Metode PGS), GHE 0, 4 – 10 (Metode GHE), didominasi oleh rock fabric kelas 4, dan tipe pore throat Makropori. Wilayah 4 (Sulawesi Tengah) memiliki kisaran DRT 8 – 11 (Metode HFU), RT 4 – 8 (Metode PGS),
GHE 3 – 6 (Metode GHE), didominasi oleh rock fabric kelas 3, dan tipe pore throat Mesopori. |
---|