SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS DARI NATURAL CIRCULATION LOOP REAKTOR GARAM LEBUR THORCON: PENENTUAN PARAMETER GEOMETRI OPTIMUM DAN PENGARUH DARI WORKING FLUID
ThorCon Molten Salt Reactor (MSR) mengonversi panas hasil reaksi fisi menjadi listrik melalui empat loop: loop primer, loop sekunder, loop solar, dan loop uap superkritikal. Loop sekunder menggunakan fenomena natural circulation di dalam Natural Circulation Loop (NCL) untuk mengalirkan garam pend...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/73976 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | ThorCon Molten Salt Reactor (MSR) mengonversi panas hasil reaksi fisi menjadi
listrik melalui empat loop: loop primer, loop sekunder, loop solar, dan loop uap
superkritikal. Loop sekunder menggunakan fenomena natural circulation di dalam
Natural Circulation Loop (NCL) untuk mengalirkan garam pendingin dari primary
heat exchanger ke secondary heat exchanger. Beberapa studi tentang simulasi CFD
NCL telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi belum ada dari studistudi
tersebut membahas desain geometri optimal dari NCL. Selain itu, pemodelan
aliran menggunakan garam cair sebagai fluida kerja juga belum pernah dilakukan
sebelumnya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menentukan parameter
geometri paling optimum dari NCL dan menyelidiki pengaruh fluida kerja.
Proses simulasi dimulai dengan mendesain model 3D menggunakan Solidworks
2023 Student Version. Selanjutnya, model 3D tersebut didiskritisasi menjadi partisi
yang lebih kecil menggunakan Ansys Mechanical. Setelah itu, pengaturan simulasi
diterapkan pada meshed model menggunakan serangkaian fitur di Ansys Student
R2 2023 Fluent. Simulasi pertama dilakukan untuk memvalidasi model yang telah
dibuat dengan membandingkan hasil simulasi dengan data eksperimen yang
tersedia. Simulasi kedua bertujuan untuk menentukan parameter geometri paling
optimum dengan mempertimbangkan panjang hot leg, panjang cold leg, dan
inklinasi pipa sebagai variabel. Sementara itu, pada simulasi ketiga, fluida kerja
divariasikan untuk menyelidiki efek dari fluida kerja tersebut.
Studi validasi model menunjukkan adanya deviasi sebesar 5,7% dari hasil
eksperimen yang diperoleh oleh Britsch et al. Selanjutnya, dilakukan simulasi untuk
optimisasi geometri menggunakan model yang telah divalidasi, dan ditemukan
bahwa desain FP8 (panjang hot leg 1,34 m, panjang cold leg 1,66 m, inklinasi pipa
72,97) menghasilkan kecepatan rata-rata tertinggi untuk garam FLiBe. Oleh karena
itu, desain FP8 ditetapkan sebagai model geometri yang optimal, dengan kecepatan
rata-rata sebesar 0,8661 m/s. Pengaruh dari working fluid dianalisis menggunakan
desain FP8, dan diamati bahwa garam FLiNaK menunjukkan kecepatan garam ratarata
tertinggi sebesar 0,09107 m/s. |
---|