AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG

Masuknya industri baru dan urbanisasi yang meningkat di Semarang telah menyebabkan pertumbuhan populasi kota dan peningkatan permintaan kebutuhan perumahan masyarakat. Namun, permintaan ini dipenuhi dengan meningkatnya harga pilihan perumahan tradisional dan terbatasnya ketersediaan lahan kosong...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/75064
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
id id-itb.:75064
spelling id-itb.:750642023-07-25T09:22:13ZAIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil Indonesia Final Project apartemen, perancangan sistem tata udara, intensitas konsumsi energi, analisis life cycle cost INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/75064 Masuknya industri baru dan urbanisasi yang meningkat di Semarang telah menyebabkan pertumbuhan populasi kota dan peningkatan permintaan kebutuhan perumahan masyarakat. Namun, permintaan ini dipenuhi dengan meningkatnya harga pilihan perumahan tradisional dan terbatasnya ketersediaan lahan kosong yang terjangkau. Kondisi tersebut menyebabkan menjamurnya perumahan bertingkat tinggi seperti kompleks apartemen di kota-kota, yang menawarkan hunian sementara atau permanen, bahkan peluang investasi. Bangunan bertingkat tinggi seperti apartemen membutuhkan perencanaan dan desain utilitas yang cermat, khususnya sistem pendingin udara, untuk memastikan kehidupan yang nyaman bagi penghuninya. Penelitian ini akan menjadi studi perbandingan untuk menentukan sistem pengkondisian udara yang optimal pada enam alternatif kombinasi sistem, antara lain split wall dengan variasi non-inverter, inverter dan VRF untuk ruang hunian, serta split duct dengan variasi non-inverter dan VRF untuk tempat umum. Proses perancangan meliputi perkiraan beban pendinginan yang dibutuhkan gedung apartemen, perancangan tata letak instalasi peralatan pendingin udara, dan pemilihan peralatan pendingin udara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pendinginan bangunan. Selanjutnya dilakukan analisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan Life Cycle Cost (LCC) untuk menentukan alternatif biaya yang paling efektif dan hemat energi. Kombinasi sistem split wall inverter dan split duct non-inverter yaitu alternatif 3 disimpulkan sebagai desain sistem yang paling ideal dari segi energi dan biaya. Berdasarkan perhitungan indeks IKE dan LCC, alternatif ke-3 memiliki IKE sebesar 139,32 kWh/m2 per tahun dan LCC 10 tahun sebesar Rp 16.978.466.427,27. text
institution Institut Teknologi Bandung
building Institut Teknologi Bandung Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Institut Teknologi Bandung
collection Digital ITB
language Indonesia
description Masuknya industri baru dan urbanisasi yang meningkat di Semarang telah menyebabkan pertumbuhan populasi kota dan peningkatan permintaan kebutuhan perumahan masyarakat. Namun, permintaan ini dipenuhi dengan meningkatnya harga pilihan perumahan tradisional dan terbatasnya ketersediaan lahan kosong yang terjangkau. Kondisi tersebut menyebabkan menjamurnya perumahan bertingkat tinggi seperti kompleks apartemen di kota-kota, yang menawarkan hunian sementara atau permanen, bahkan peluang investasi. Bangunan bertingkat tinggi seperti apartemen membutuhkan perencanaan dan desain utilitas yang cermat, khususnya sistem pendingin udara, untuk memastikan kehidupan yang nyaman bagi penghuninya. Penelitian ini akan menjadi studi perbandingan untuk menentukan sistem pengkondisian udara yang optimal pada enam alternatif kombinasi sistem, antara lain split wall dengan variasi non-inverter, inverter dan VRF untuk ruang hunian, serta split duct dengan variasi non-inverter dan VRF untuk tempat umum. Proses perancangan meliputi perkiraan beban pendinginan yang dibutuhkan gedung apartemen, perancangan tata letak instalasi peralatan pendingin udara, dan pemilihan peralatan pendingin udara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pendinginan bangunan. Selanjutnya dilakukan analisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan Life Cycle Cost (LCC) untuk menentukan alternatif biaya yang paling efektif dan hemat energi. Kombinasi sistem split wall inverter dan split duct non-inverter yaitu alternatif 3 disimpulkan sebagai desain sistem yang paling ideal dari segi energi dan biaya. Berdasarkan perhitungan indeks IKE dan LCC, alternatif ke-3 memiliki IKE sebesar 139,32 kWh/m2 per tahun dan LCC 10 tahun sebesar Rp 16.978.466.427,27.
format Final Project
author Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil
spellingShingle Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil
AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
author_facet Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil
author_sort Tunku Nastiti Widoyoko, Wiagil
title AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
title_short AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
title_full AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
title_fullStr AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
title_full_unstemmed AIR CONDITIONING SYSTEM DESIGN OF APARTMENT BUILDING IN SEMARANG
title_sort air conditioning system design of apartment building in semarang
url https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/75064
_version_ 1822994132287619072