EKSTRAKSI LOGAM TANAH JARANG DAN UNSUR RADIOAKTIF DARI MONASIT BANGKA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMANGGANGAN DALAM ASAM SULFAT

Istilah logam tanah jarang (LTJ) mewakili sekelompok 17 unsur logam dengan sifat kimia serupa yang terdiri dari unsur-unsur lantanida dengan penambahan skandium (Sc) dan yttrium (Y). LTJ banyak digunakan dalam teknologi-teknologi maju. Salah satu mineral yang paling banyak dimanfaatkan sebagai su...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nandika Pratama, Mochammad
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/75207
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Istilah logam tanah jarang (LTJ) mewakili sekelompok 17 unsur logam dengan sifat kimia serupa yang terdiri dari unsur-unsur lantanida dengan penambahan skandium (Sc) dan yttrium (Y). LTJ banyak digunakan dalam teknologi-teknologi maju. Salah satu mineral yang paling banyak dimanfaatkan sebagai sumber LTJ adalah monasit (REPO4). Di Indonesia, terdapat monasit dengan jumlah yang cukup besar di Pulau Bangka sebagai produk samping dari pengolahan bijih timah. Terdapat sejumlah penelitian mengenai pengolahan monasit, namun belum banyak informasi yang tersedia mengenai pengolahan monasit dari Bangka. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari proses pengolahan monasit dari Indonesia untuk mengekstrak LTJ. Pada penelitian ini digunakan teknik pemanggangan dalam asam sulfat karena saat ini merupakan teknologi komersial yang paling umum untuk mengekstrak LTJ dari monasit. Serangkaian percobaan dilakukan untuk meneliti pengaruh dari rasio asam sulfat dengan konsentrat, temperatur pemanggangan, dan waktu pemanggangan pada perolehan LTJ, thorium (Th) dan uranium (U). Percobaan dilakukan dengan mencampurkan konsentrat monasit (ukuran partikel <75 ?m) dalam asam sulfat pekat dalam krusibel porselen yang dilapisi silika lalu diikuti dengan pemanggangan menggunakan muffle furnace. Sampel monasit yang telah dipanggang kemudian dilindi menggunakan akuades pada temperatur 70 ºC di dalam three-neck flask diatas hot plate dengan pengaduk magnet. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perolehan LTJ, Th, dan U meningkat seiring dengan peningkatan rasio asam-konsentrat. Perolehan tertinggi dari LTJ (95,75%), Th (100%), dan U (100%) didapatkan pada rasio 3:1 dengan temperatur pemanggangan 200 ºC. Secara umum, perolehan LTJ, Th, dan U menurun seiring dengan kenaikan temperatur pada rentang 300–500 °C. Sementara itu, perolehan Th menurun secara drastis dari 72,46% pada temperatur 300 °C, ke 0,84% dan 0,43% pada temperatur 400 dan 500 °C, secara berurutan. Selain itu, LTJ juga mengalami penurunan perolehan dari 74,54% pada temperatur 300 °C, ke 57,79% pada 400 °C dan ke 53,88% pada 500 °C. Penurunan tersebut diakibatkan pembentukan fasa LTJ polifosfat. Efek dari waktu pemanggangan tidak begitu terlihat pada rentang 1–2 jam, namun terdapat peningkatan yang signifikan antara 2–3 jam pemanggangan. Parameter terbaik untuk memproses bijih monasit Indonesia dengan teknik pemanggangan dalam asam sulfat didapatkan pada rasio asam:konsentrat 3:1, temperatur 200 °C, dan waktu pemanggangan 3 jam.