INDONESIAN AIR TRANSPORT NETWORK RESILIENCE ANALYSIS USING A COMPLEX NETWORK APPROACH

Jaringan Transportasi Udara Indonesia (IATN) adalah sistem yang penting dan kompleks yang melibatkan banyak pelaku industri seperti bandara dan maskapai penerbangan. IATN menghadapi beberapa tantangan, termasuk penutupan bandara, bencana alam, serangan teroris, dan epidemi, yang dapat mengganggu ope...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Satriyadi, Yuman
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/81592
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Jaringan Transportasi Udara Indonesia (IATN) adalah sistem yang penting dan kompleks yang melibatkan banyak pelaku industri seperti bandara dan maskapai penerbangan. IATN menghadapi beberapa tantangan, termasuk penutupan bandara, bencana alam, serangan teroris, dan epidemi, yang dapat mengganggu operasinya. Memahami dan menyelidiki ketahanan sistem ini sangat penting. Oleh karena itu, analisis ketahanan IATN diperlukan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana jaringan ini dapat bertahan terhadap berbagai gangguan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menyelidiki ketahanan IATN, menilai dampak ketahanan terhadap jaringan, dan mengidentifikasi bandara kritis dalam IATN. Pendekatan jaringan kompleks yang berfokus pada metrik topologis digunakan dalam studi ini. Metrik yang digunakan untuk menentukan nilai kerentanan meliputi panjang rata-rata jalur (????), sensitivitas topologis (?????1), diameter jaringan (????), keterjangkauan rata-rata (????), dan ukuran komponen raksasa (????). Analisis ketahanan IATN mengungkapkan penurunan drastis dalam efisiensi jaringan ketika 3-5 node dihilangkan, sesuai dengan peringkat degree centrality dan betweenness centrality. Selain itu, dalam analisis kegagalan edge, terdapat penurunan signifikan dalam metrik efisiensi hingga 25% ketika 400 edge dihilangkan. Dari perspektif keterjangkauan, terdapat penurunan 25% ketika 270 edge dihilangkan. Berdasarkan skor kerentanan, enam bandara UPG, CGK, KOE, KNO, BPN, dan DJJ diidentifikasi sebagai yang memiliki kerentanan tertinggi. Analisis menunjukkan bahwa penghilangan bandara utama seperti CGK, UPG, KOE, dan KNO menyebabkan perubahan signifikan dalam berbagai metrik kerentanan, yang secara substansial mempengaruhi efisiensi jaringan, cakupan, dan konektivitas.Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai bandara mana yang memerlukan langkah-langkah keamanan yang lebih baik untuk menjaga ketahanan transportasi udara di Indonesia.