ANALISIS SENSITIVITAS PARAMETER BATUAN DAN FLUIDA RESERVOIR TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA LOW SALINITY WATER FLOOD MENGGUNAKAN METODE CRAIG-GEFFEN-MORSE
Penggunaan EOR telah banyak sekali diteliti dan dilakukan pada berbagai reservoir di seluruh dunia, salah satunya adalah penggunaan Low Salinity Water Flood (LSWF). Penerapan LSWF sebagai tertiary flooding dapat meningkatkan efisiensi air dalam menginvasi minyak yang tertinggal di reservoir sehingga...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82180 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Penggunaan EOR telah banyak sekali diteliti dan dilakukan pada berbagai reservoir di seluruh dunia, salah satunya adalah penggunaan Low Salinity Water Flood (LSWF). Penerapan LSWF sebagai tertiary flooding dapat meningkatkan efisiensi air dalam menginvasi minyak yang tertinggal di reservoir sehingga diperoleh recovery minyak lebih banyak. Apabila diteliti lebih jauh, maka penerapan LSWF sebagai tertiary flooding juga dapat digunakan pada kondisi steady-state yang menggabungkan mekanisme perpindahan, stratifikasi, dan variabel injektivitas di sumur 5-spot pattern pada solution-gas-drive reservoir. Metode ini membuat permodelan reservoir pada solution-gas-drive dengan membandingkan Hard Salinity Water Flood (HSWF) dan LSWF sebagai secondary waterflooding. Permodelan tersebut akan di analisis sensitivitas terhadap laju produksi air, laju injeksi air, dan recovery minyak pada (i) permeabilitas; (ii) rasio mobilitas; (iii) LSWF; dan (iv) kombinasi beberapa analisis sensitivitas.
Analisis sensitivitas pada permeabilitas diterapkan pada tiga nilai yang berbeda tetapi memiliki rasio yang sama. Analisis sensitivitas pada rasio mobilitas diterapkan berdasarkan nilai viskositas minyak dan air yang berbeda tetapi memiliki rasio yang sama antar viskositas, serta diterapkan nilai rasio mobilitas yang sama tetapi nilai viskositas minyak dan air yang berbeda. Analisis sensitivitas LSWF diterapkan berdasarkan total volume pori air yang terinjeksi. Kombinasi analisis sensitivitas diterapkan dengan menggabungkan dua dari tiga analisis yang ada secara acak dan menggabungkan ketiga analisis menjadi satu.
Hasil analisis sensitivitas pada permeabilitas menunjukkan bahwa peningkatan permeabilitas dengan rasio sebesar 5 kali lipat, maka recovery minyak, laju produksi dan laju injeksi air juga mengalami peningkatan dengan rasio sebeasar 5 kali lipat. Hasil analisis sensitivitas pada rasio mobilitas menunjukkan bahwa nilai viskositas air (?w > 0.5 cP, M < 1.75) dan/atau minyak (?o > 1 cP, M > 1.75) tinggi memperoleh recovery minyak, laju produksi dan laju injeksi air lebih rendah (Np < 200000 STB, qw < 3500 STB/D) daripada viskositas standar masing-masing fluida (?w = 0.5 cP, ?o = 1 cP, M = 1.75, Np = 200099.8 STB, qw = 3792.4 STB/D). Ketika nilai viskositas air (?w < 0.5 cP, M > 1.75) dan/atau minyak (?o < 1 cP, M < 1.75) rendah, maka nilai recovery minyak, laju produksi dan laju injeksi air yang diperoleh lebih tinggi (Np > 200000 STB, qw > 3500 STB/D) daripada nilai viskositas standar masing-masing fluida. Ketika viskositas minyak >> viskositas air (?o/?w ? 8), maka terjadi fingering yang menurunkan recovery minyak (Np = 198624.3 STB), namun meningkatkan laju produksi dan laju injeksi air (qw = 4252 STB/D) jika dibandingkan dengan viskositas standar masing-masing fluida. Hasil analisis sensitivitas pada salinitas air menunjukkan bahwa LSWF berpengaruh besar dalam meningkatkan recovery minyak sebesar 25.62%, menurunkan laju produksi air dengan selisih sebesar 639.9 STB/D, dan menurunkan laju injeksi air dengan selisih sebesar 640.8 STB/D jika dibandingkan dengan HSWF. Hasil kombinasi analisis sensitivitas menunjukkan bahwa LSWF lebih berpengaruh dalam menurunkan laju produksi & laju injeksi air pada viskositas air rendah (?w < 0.5 cP, M > 1.75) dan meningkatkan recovery minyak pada viskositas minyak tinggi (?o > 1 cP, M > 1.75). LSWF juga lebih berpengaruh dalam meningkatkan laju produksi & laju injeksi air pada permeabilitas rendah (k = 10 md). Viskositas masing-masing fluida tinggi (?w = 2 cP, ?o = 8 cP, M = 3.5) lebih berpengaruh dalam penurunan laju produksi air (qw sekitar 1208.5-6070.5 STB/D) dan laju injeksi air (1208.6 – 6070.2 STB/D) pada permeabilitas tinggi (k = 250 md) terhadap sisa data viskositas fluida (?w < 2 cP, ?o < 8 cP) & permeabilitas tinggi (k = 250 md). |
---|