COMPARATIVE STUDY OF PRODUCTION-INJECTION RATIO IN A CHEMICAL FLOODING SYSTEM USING INVERTED SEVEN-SPOT WELL PATTERN

• Main Author: Fitri Dhiya'ulhaq, Al
• Format: Final Project
• Language: Indonesia
• Subjects: Pertambangan dan operasi berkaitan
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82182
• Institution: Institut Teknologi Bandung

Lapangan MS merupakan salah satu lapangan minyak terbesar di Indonesia yang terletak di Cekungan Sumatra Tengah. Lapangan ini mulai berproduksi pada tahun 1952 dan telah menghasilkan total 4,5 miliar BSTB minyak melalui primary dan secondary recovery. Dengan perkiraan cadangan minyak yang tersisa sebesar 4,5 BSTB, strategi tertiary recovery melalui proyek CEOR (Chemical Enhanced Oil Recovery) telah dikembangkan sejak tahun 2000-an untuk memulihkan remaining oil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi PIR aktual yang dihasilkan ketika sistem chemical flooding diterapkan di Lapangan MS, membandingkan perolehan minyak pada berbagai nilai Production-Injection Ratio (PIR) yang ditetapkan pada proyek injeksi kimia di Lapangan MS dengan menggunakan pola sumur inverted 7-spot, dan mengevaluasi aspek keekonomian dari perolehan minyak pada setiap skenario Production-Injection Ratio melalui beberapa parameter. Dalam studi ini dilakukan simulasi reservoir menggunakan CMG-STARS untuk mendapatkan nilai laju produksi dan injeksi dari waktu ke waktu. Dua skenario pengembangan lapangan dilakukan mulai dari waterflood hingga batas keekonomian tercapai, diikuti dengan chemical flooding. Rasio produksi-injeksi divariasikan antara 0.5, 1, 1.5 dan 2 dengan laju injeksi ditetapkan konstan sebesar 4.500 barel per hari untuk membandingkan minyak kumulatif yang dihasilkan oleh masing-masing skenario. Pengaturan PIR sebesar 0,5 tidak dapat dicapai, karena kendala tekanan. Tekanan meningkat dengan cepat karena volume injeksi yang berlipat ganda dibandingkan dengan produksi. Variasi PIR lainnya menunjukkan nilai PIR yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil simulasi akhir menunjukkan bahwa selama chemical flooding dan post flush, nilai PIR sebesar 0.5 memberikan produksi minyak kumulatif tertinggi sebesar 129617 barel minyak, yang menunjukkan 23% peningkatan perolehan minyak dibandingkan dengan waterflood, sedangkan selama skenario gabungan (waterflood dan chemical flooding), nilai PIR sebesar 2 memberikan produksi minyak kumulatif tertinggi sebesar 673.720 barel minyak. Evaluasi ekonomi sederhana juga dilakukan, yang menghasilkan kesimpulan bahwa produksi minyak kumulatif tertinggi juga memberikan pendapatan tertinggi.