SENSITIVITY ANALYSIS OF HYDRAULIC FRACTURING TIMING AND FRACTURE HALF-LENGTH ON INCREMENTAL PRODUCTION: A CASE STUDY OF "R" FIELD

Untuk mencapai target 1 juta bopd pada tahun 2030, perlu dilakukan upaya signifikan dalam pengembangan lapangan migas. Salah satu metode yang efektif adalah dengan melakukan perekahan hidraulik pada zona permeabilitas rendah hingga sedang untuk meningkatkan produksi. Produksi optimal dengan pereka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Pramudya Nuswantara, Faqih
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82285
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Untuk mencapai target 1 juta bopd pada tahun 2030, perlu dilakukan upaya signifikan dalam pengembangan lapangan migas. Salah satu metode yang efektif adalah dengan melakukan perekahan hidraulik pada zona permeabilitas rendah hingga sedang untuk meningkatkan produksi. Produksi optimal dengan perekahan hidraulik membutuhkan desain geometri yang tepat dan penentuan waktu pelaksanaan fracturing yang sesuai. Studi ini membahas pengaruh waktu pelaksanaan perekahan dan panjang separuh patahan terhadap peningkatan produksi minyak. Studi ini menggunakan tNavigator untuk mensimulasikan perekahan hidraulik di reservoir. Sebelum melakukan analisis sensitivitas, sumur dipilih berdasarkan parameter permeabilitas, saturasi minyak, persentase air, dan ketebalan zona hidrokarbon. Analisis sensitivitas waktu pelaksanaan kemudian dilakukan, mempertimbangkan dua kasus waktu: pada awal produksi dan di tengah periode produksi. Waktu terbaik, ditentukan berdasarkan peningkatan produksi minyak tertinggi, akan digunakan sebagai kasus dasar untuk analisis sensitivitas panjang separuh patahan. Panjang separuh patahan yang dianalisis berkisar dari 100 hingga 400 ft. Definisi kasusnya adalah sebagai berikut: Kasus 1 - perekahan di awal dengan panjang separuh patahan 300 ft, Kasus 2 - perekahan di tengah dengan panjang separuh patahan 300 ft, Kasus 3 - perekahan di awal dengan panjang separuh patahan 100 ft, Kasus 4 - perekahan di awal dengan panjang separuh patahan 200 ft, dan Kasus 5 - perekahan di awal dengan panjang separuh patahan 400 ft. Hasil simulasi menunjukkan peningkatan produksi minyak berturut-turut sebesar 2.19, 0.03, 2.08, 2.19, dan 2.23 MMstb untuk Kasus 1 hingga 5. Selain itu, peningkatan produksi gas berturut-turut sebesar 2.62, 0.00002, 2.31, 2.6, dan 2.7 Bscf untuk Kasus 1 hingga 5. Temuan ini menunjukkan bahwa perekahan hidraulik lebih efektif dilakukan di awal periode produksi dibandingkan di tengah periode produksi. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa semakin panjang separuh patahannya, semakin besar peningkatan produksi yang dicapai. Hal ini menegaskan pentingnya mengoptimalkan waktu dan desain pelaksanaan perekahan untuk memaksimalkan efisiensi produksi. Keunikan dari studi ini adalah mengetahui dampak waktu terjadinya rekahan dan panjang setengah rekahan terhadap peningkatan produksi.