TRANSIENT SIMULATION TO ANALYZE WAX DEPOSITION AND FLOW PATTERN BEHAVIOR ALONG TUBING UNDER ESP INSTALLATION AND GASSY WELL CONDITION
Deposisi wax merupakan permasalahan umum yang dapat penyumbatan aliran di tubing, sehingga mengakibatkan penurunan produksi. Electric Submersible Pump (ESP) digunakan untuk mengatasi penurunan produksi, namun penggunaannya dapat mempengaruhi kondisi termal dan perilaku aliran, terutama untuk sumur m...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Subjects: | |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82292 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Deposisi wax merupakan permasalahan umum yang dapat penyumbatan aliran di tubing, sehingga mengakibatkan penurunan produksi. Electric Submersible Pump (ESP) digunakan untuk mengatasi penurunan produksi, namun penggunaannya dapat mempengaruhi kondisi termal dan perilaku aliran, terutama untuk sumur minyak yang mengandung gas. Oleh karena itu, simulasi transien diperlukan untuk menentukan produksi, pengendapan wax, dan perilaku aliran di dalam tubing akibat pemasangan ESP. Sumur yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu sumur “X” merupakan sumur minyak yang mengandung gas dengan kandungan rasio gas-minyak terdisolusi sebesar 700 scf/bbl. Fluida reservoir pada sumur ini merupakan waxy crude dengan kandungan wax sebesar 38%. Pompa ESP yang digunakan pada sumur “X” adalah tipe 400 Series DN610 dengan 70 stage. Simulasi transien dilakukan selama 7 hari menggunakan perangkat lunak OLGA 2022.1.0. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengendapan wax sudah terjadi pada hari pertama dengan ketebalan maksimum 0.0021 inci, pada kedalaman 1677 ft-MD hingga kepala tubing, dan pada temperatur fluida di bawah 153.5°F. Pada hari-hari berikutnya, terjadi penambahan ketebalan wax di kedalaman yang sama hingga pada hari ke-7, di mana pengendapan wax telah mencapai kedalaman 1809 ft-MD dengan ketebalan maksimum 0.0114 inci dan temperatur fluida di bawah 153.5°F. Analisis sensitivitas kemudian dilakukan untuk melihat pengaruh pemasangan ESP terhadap pengendapan wax dengan cara melakukan simulasi transien dengan mengubah jumlah stage dan melakukan tanpa adanya ESP. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin banyak stage yang digunakan, semakin banyak pula wax yang terbentuk. Jumlah pengendapan wax paling sedikit terjadi ketika tidak digunakannya ESP. Hal ini disebabkan karena pemasangan ESP dapat meningkatkan laju produksi minyak seiring dengan bertambahnya jumlah stage. Peningkatan laju aliran minyak di dalam tubing menyebabkan lebih banyak wax yang terkandung di dalam minyak dapat keluar dari minyak dan terendapkan pada tubing. Pola aliran yang terjadi di sepanjang tubing akibat pemasangan ESP berdasarkan hasil simulasi adalah sebagai berikut: pada kedalaman pemasangan pompa hingga KOP (Kick Off Point), pola aliran yang dominan adalah stratified flow (aliran berstrata). Sementara dari KOP hingga kepala tubing, pola aliran yang dominan adalah slug flow (aliran slug), meskipun pada hari ke-1.4, 2.8, 4.2, dan 7 pola aliran di kepala tubing menjadi annular flow (aliran anular) akibat gas yang bergerak cepat sementara cairan bergerak lambat sebagai lapisan tipis. Tubuh slug cairan terdeteksi pada hari ke-5.6 dan berhasil terangkat ke kepala tubing dengan laju alir sebesar 926 STB/d, dan kejadian ini diperkirakan akan terjadi secara berulang. |
---|