ANALISIS SIMULASI INJEKSI CO2-ASETON: IMPLIKASI HISTERISIS TERHADAP KAPASITAS PENYIMPANAN STRUKTUR

Seiring dengan meningkatnya permintaan energi global, eksplorasi dan produksi minyak dan gas menjadi lebih krusial dari sebelumnya. Namun, dampak lingkungan dari ekstraksi bahan bakar fosil ini menjadi lebih diteliti lebih lanjut. Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan metode yang paling menjanj...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yulianti, Vio
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/82538
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Seiring dengan meningkatnya permintaan energi global, eksplorasi dan produksi minyak dan gas menjadi lebih krusial dari sebelumnya. Namun, dampak lingkungan dari ekstraksi bahan bakar fosil ini menjadi lebih diteliti lebih lanjut. Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan metode yang paling menjanjikan untuk mengurangi emisi CO2 dari konsumsi bahan bakar fosil dalam skala besar. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki efektivitas injeksi CO2-Aseton, khususnya efeknya pada kapasitas penyimpanan CO2, dengan memodelkan sifat keterbasahan berbagai jenis batuan dan melakukan simulasi skenario injeksi yang berkelanjutan. Simulator reservoir komersial Computer Modeling Group (CMG-GEMTM) digunakan dalam studi ini. Untuk pemodelan histerisis, akan ada dua kasus utama, satu dengan koefisien Land konstan untuk semua jenis batuan dan yang lainnya dengan koefisien Land yang bervariasi sesuai keterbasahan jenis batuan. Laju aliran digunakan untuk mengontrol sumur injeksi untuk CO2-Aseton. CO2-Aseton diinjeksikan selama tiga periode berbeda, yaitu 1 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun. Fase injeksi diikuti oleh berbagai waktu penyimpanan. Sumur yang ada akan diproduksikan dalam aliran alami selama 5 tahun sejak 1 Januari 2021 dan simulasi perkiraan penyimpanan akan dilakukan mulai 1 Januari 2026. Hasil studi ini menunjukkan bahwa injeksi CO2-Aseton memiliki efisiensi penangkapan CO2 yang lebih tinggi daripada injeksi CO2 murni untuk jangka waktu yang panjang. Penangkapan residual CO2-Aseton akan lebih besar pada tahun 2043, sedangkan kelarutan akan lebih besar pada tahun 2051, masing-masing setelah 16 dan 25 tahun injeksi. Lebih jauh lagi, peningkatan waktu injeksi dan laju injeksi CO2-Aseton tergantung pada keterbasahan jenis batuan menghasilkan peningkatan efisiensi penyimpanan CO2. Efisiensi penyimpanan optimal dicapai dengan laju injeksi 1 MMSCFD dan durasi injeksi 20 tahun, menghasilkan efisiensi penyimpanan CO2 sekitar 51%.