#TITLE_ALTERNATIVE#

Abstrak : <br /> <br /> <br /> Penyebaran peleton-peleton kendaraan yang bergerak sepanjang suatu ruas jalan setelah mereka keluar dari suatu sinyal lalulintas, adalah hal yang sangat panting dalam penentuan selisih waktu optimum antara sinyal-sinyal yang berwaktu-tetap. Robertson...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Wawolumaya (NIM 818305), Paulus
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/8917
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
id id-itb.:8917
spelling id-itb.:89172017-09-27T15:21:02Z#TITLE_ALTERNATIVE# Wawolumaya (NIM 818305), Paulus Indonesia Theses INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/8917 Abstrak : <br /> <br /> <br /> Penyebaran peleton-peleton kendaraan yang bergerak sepanjang suatu ruas jalan setelah mereka keluar dari suatu sinyal lalulintas, adalah hal yang sangat panting dalam penentuan selisih waktu optimum antara sinyal-sinyal yang berwaktu-tetap. Robertson mengembangkan sebuah model lalu-lintas, yang dipergunakan dalam model pengatur waktu sinyal, TRANSYT, untuk meramalkan bagaimana progres penyebaran peleton-peleton kendaraan setelah mereka lepas dari suatu sinyal lalulintas. Pengujian dilakukan untuk mengetahui cocok tidaknya model tersebut bila diterapkan pada kondisi lalulintas di Bandung, dimana jumlah sepeda motor sangat besar. <br /> <br /> <br /> Mobil dan motor pada mulanya dipisahkan sebagai dua katagori peleton yang berbeda, masing-masing menyebar,secara terpisah selama perjalanannya pada dua link yang terpisah namun sejajar. Parameter yang diamati adalah jumlah kendaraan yang lewat di dalam segmen-segmen waktu yang berurutan. Pengamatan dilakukan pada mulut ruas jalan dan pada stasiun-stasiun yang berjarak 100, 200 dan 300 meter sesudahnya. Dengan memperbandingkan histogram-histogram aliran mobil dan motor rata-rata yang diukur pada link-link penelitian dengan histogram-histogram yang diramalkan oleh formula Robertson, terlihat bahwa profil-profil penyebaran peleton mobil maupun motor dapat didekati dengan baik oleh formula tersebut. <br /> <br /> <br /> Pengamatan terhadap waktu jelajah mobil dan motor memperlihatkan kecenderungan pada kedua jenis kendaraan tersebut untuk mempunyai waktu jelajah rata-rata yang sama, walaupun demikian kadang-kadang terjadi juga deviasi antara waktu jelajah rata-rata kedua jenis kendaraan tersebut. Pengujian dilakukan lagi dengan mobil dan motor digabungkan bersama sebagai sebuah peleton, pada tempat-tempat dimana kedua jenis kendaraan tersebut mempunyai waktu jelajah rata rata yang berbeda. Hasil pengujian memperlihatkan indikasi bahwa formula Robertson sensitif terhadap perbedaan antara waktu jelajah rata-rata kedua jenis kendaraan tersebut untuk waktu yang pendek, tetapi tidak untuk waktu yang panjang. Pengujian juga memperlihatkan bahwa penggabungan kedua jenis kendaraan tersebut lebih menguntungkan jika dilakukan dalam unit s.m.p./jam daripada dalam unit kendaraan/jam. Pertimbangan didasari atas: pertama, kenyataan bahwa frekwensi aliran dalam suatu segmen waktu tidak sensitif terhadap perbedaan waktu jelajah rata-rata antara mobil dan motor, jika frekwensi dinyatakan dalam unit s.m.p./jam; kedua, waktu-tunda total dapat langsung dihitung dari profil aliran kendaraan yang dihasilkan. <br /> <br /> <br /> Disimpulkan bahwa model lalulintas yang digunakan untuk menghitung indeks hambatan suatu jaringan sinyal dalam TRANSYT, dapat diterapkan untuk lalulintas di Bandung dan TRANSYT diharapkan akan dapat mengkoordinasikan jaringan sinyal lalulintas di Bandung dengan memuaskan. <br /> text
institution Institut Teknologi Bandung
building Institut Teknologi Bandung Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Institut Teknologi Bandung
collection Digital ITB
language Indonesia
description Abstrak : <br /> <br /> <br /> Penyebaran peleton-peleton kendaraan yang bergerak sepanjang suatu ruas jalan setelah mereka keluar dari suatu sinyal lalulintas, adalah hal yang sangat panting dalam penentuan selisih waktu optimum antara sinyal-sinyal yang berwaktu-tetap. Robertson mengembangkan sebuah model lalu-lintas, yang dipergunakan dalam model pengatur waktu sinyal, TRANSYT, untuk meramalkan bagaimana progres penyebaran peleton-peleton kendaraan setelah mereka lepas dari suatu sinyal lalulintas. Pengujian dilakukan untuk mengetahui cocok tidaknya model tersebut bila diterapkan pada kondisi lalulintas di Bandung, dimana jumlah sepeda motor sangat besar. <br /> <br /> <br /> Mobil dan motor pada mulanya dipisahkan sebagai dua katagori peleton yang berbeda, masing-masing menyebar,secara terpisah selama perjalanannya pada dua link yang terpisah namun sejajar. Parameter yang diamati adalah jumlah kendaraan yang lewat di dalam segmen-segmen waktu yang berurutan. Pengamatan dilakukan pada mulut ruas jalan dan pada stasiun-stasiun yang berjarak 100, 200 dan 300 meter sesudahnya. Dengan memperbandingkan histogram-histogram aliran mobil dan motor rata-rata yang diukur pada link-link penelitian dengan histogram-histogram yang diramalkan oleh formula Robertson, terlihat bahwa profil-profil penyebaran peleton mobil maupun motor dapat didekati dengan baik oleh formula tersebut. <br /> <br /> <br /> Pengamatan terhadap waktu jelajah mobil dan motor memperlihatkan kecenderungan pada kedua jenis kendaraan tersebut untuk mempunyai waktu jelajah rata-rata yang sama, walaupun demikian kadang-kadang terjadi juga deviasi antara waktu jelajah rata-rata kedua jenis kendaraan tersebut. Pengujian dilakukan lagi dengan mobil dan motor digabungkan bersama sebagai sebuah peleton, pada tempat-tempat dimana kedua jenis kendaraan tersebut mempunyai waktu jelajah rata rata yang berbeda. Hasil pengujian memperlihatkan indikasi bahwa formula Robertson sensitif terhadap perbedaan antara waktu jelajah rata-rata kedua jenis kendaraan tersebut untuk waktu yang pendek, tetapi tidak untuk waktu yang panjang. Pengujian juga memperlihatkan bahwa penggabungan kedua jenis kendaraan tersebut lebih menguntungkan jika dilakukan dalam unit s.m.p./jam daripada dalam unit kendaraan/jam. Pertimbangan didasari atas: pertama, kenyataan bahwa frekwensi aliran dalam suatu segmen waktu tidak sensitif terhadap perbedaan waktu jelajah rata-rata antara mobil dan motor, jika frekwensi dinyatakan dalam unit s.m.p./jam; kedua, waktu-tunda total dapat langsung dihitung dari profil aliran kendaraan yang dihasilkan. <br /> <br /> <br /> Disimpulkan bahwa model lalulintas yang digunakan untuk menghitung indeks hambatan suatu jaringan sinyal dalam TRANSYT, dapat diterapkan untuk lalulintas di Bandung dan TRANSYT diharapkan akan dapat mengkoordinasikan jaringan sinyal lalulintas di Bandung dengan memuaskan. <br />
format Theses
author Wawolumaya (NIM 818305), Paulus
spellingShingle Wawolumaya (NIM 818305), Paulus
#TITLE_ALTERNATIVE#
author_facet Wawolumaya (NIM 818305), Paulus
author_sort Wawolumaya (NIM 818305), Paulus
title #TITLE_ALTERNATIVE#
title_short #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full #TITLE_ALTERNATIVE#
title_fullStr #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full_unstemmed #TITLE_ALTERNATIVE#
title_sort #title_alternative#
url https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/8917
_version_ 1820664545122713600