PENELUSURAN SISTEM PENGAJARAN PESANTREN AL MUKMIN NGRUKI

Indonesia adalah Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, dengan 80% lebih dari 220 juta penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Pesantren adalah institusi dalam mendidik dan membina nilai-nilai dan kepercayaan Islam, diperkirakan ada sekitar 15.000 – 20.000 pesantren tersebar di sel...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NUR FAHMI MUFRENI, ALFIN
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/9875
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Indonesia adalah Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, dengan 80% lebih dari 220 juta penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Pesantren adalah institusi dalam mendidik dan membina nilai-nilai dan kepercayaan Islam, diperkirakan ada sekitar 15.000 – 20.000 pesantren tersebar di seluruh Indonesia. Meskipun besar dalam jumlah tetapi tidak ada standard dari kurikulum dan pelajaran yang diberikan, setiap pesantren menerapkan kurikulum agama berdasarkan pengertian mereka masing-masing. Beberapa dari pesantren itu menerapkan kurikulum nasional di sisi lain sebagian dari mereka menerapkan dan fokus kepada pendidikan agama saja, tidak ada batasan dalam kombinasi ini. Pola pendidikan dan pengajaran agama di pesantren menjadi kontroversi setelah kejadian bom Bali pada tahun 2002 dimana para pelakunya mempunyai hubungan masa lalu dengan 2 pesantren di jawa, yaitu Al-Mukmin Ngruki, Solo dan Al-Islam, Lamongan. Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo, untuk mendapatkan pandangan yang lebuh jelas dan objektif dari aktifitas dan kondisi Al-Mukmin melalui hubungan Pesantren, sejarah dan alasan didirikannya Al-Mukmin. Kyai sebagai pengayom dan orang yang bertanggung jawab atas kurikulum agama. Santri sebagai pelajar dan objek pendidikan serta masyarakat sekitar. Penelitian ini fokus di sekolah menengah atas lelaki (Kuliyatul Mu'allimim Al-Islamiyah). Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Al-Mukmin tidak mengajarkan pelajaran extrimisme, hubungan santri dan kyai tidak kaku dan tertutup tetapi terbuka dan dapat bersosialisasi bahkan membawa dampak positif, disisi lain ada extrimisme dalam batas tertentu dalam pendidikan seperti isolasi santri dalam waktu tertentu dari warga yang bertujuan membentuk karakter santri tersebut. Penelitian lebih lanjut di dalam pembentukan karakter santri diperlukan untuk mendapatkan gambaran lebih dalam.