Faktor Risiko Ikterus Neonatorum Literature Review
Latar Belakang:Ikterus neonatal mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera mata bayi baru lahir yang dihasilkan dari akumulasibilirubin di kulit dan selaput lendir. Hal Ini terkait dengan peningkatan kadar bilirubin dalam sirkulasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai ikterus neonator...
Saved in:
Summary: | Latar Belakang:Ikterus neonatal mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera mata bayi baru lahir yang dihasilkan dari akumulasibilirubin di kulit dan selaput lendir. Hal Ini terkait dengan peningkatan kadar bilirubin dalam sirkulasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai ikterus neonatorum.Ikterus menyumbang 9% dalam penyebab kematian bayi di Indonesia. Faktor risiko terkait pada bayi harus dipertimbangkan karena ikterus mungkin dapat menimbulkan komplikasi yaitu kernikterus Metode:Penelitian ini merupakan penelitian sekunder menggunakan telaah studi literatur dengan batasan waktu artikel yang diambil tahun 2015-2020. Pencarian literature menggunakan Boolean Operatordengan kata kunci “neonate OR newborn” AND “jaundice OR hyperbilirubinemia” AND “risk factors”.Didapatkanliteratur sejumlah 801 artikel dari 3 database, yaitu PubMed, Scopus, dan Science Direct.Hasil akhir berupa 14artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil:Berdasarkan 14artikel didapatkan hasil yang menyatakandefisiensiG6PD menjadi faktor risiko ikterus neonatorumyang paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak 6artikel. Selain itu terdapat 3 artikel menyatakan bahwa inkompatibilias ABO, serta beberapa artikel menyatakan obesitas pada kehamilan, usia gestasi, jenis persalinan, ASI Eksklusif menjadi faktor risiko ikterus neonatorum. Kesimpulan:Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ikterus neonatorum sebaiknya dilakukan dalam upaya pencegahanfaktor predisposisi yang rentan pada bayi baru lahir dan ibu yang berisiko tinggi. |
---|