Analisis Peran Aktor Dalam Penetapan Agenda Kebijakan Pembangunan Taman Kota Di Surabaya
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kritis pada peran actor dan koalisinya dalam proses penetapan agenda kebijakan pembangunan taman kota di Surabaya dan bagaimana aktor mampu menggerakan masyarakat melalui program kader lingkungan (green society) untuk mendukung agenda kebijakan terse...
Saved in:
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kritis pada peran actor dan koalisinya dalam proses penetapan agenda kebijakan pembangunan taman kota di Surabaya dan bagaimana aktor mampu menggerakan masyarakat melalui program kader lingkungan (green society) untuk mendukung agenda kebijakan tersebut. Peran aktor dijelaskan melalui teori dari John Kingdon yang dilengkapi dengan teori advocacy coalition framework (ACF) dari Paul A. Sabatier yang melihat sistem keyakinan dan koalisi dari aktor yang terlibat.
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dalam perspektif kritis. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan penggalian dokumen yang berkaitan dengan agenda kebijakan pembangunan taman kota. Informan ditentukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber. Pada tahap terakhir, peneliti melakukan refleksi secara dialektis dengan informan serta hasil temuan sebagai bagian utama dalam metode penelitian kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor yang terlibat dalam penetapan agenda menjalankan peran mereka sebagai bagian dari subsistem kebijakan dengan otonomi yang terbatas dan tidak lepas dari kepentingan politik. Hal tersebut dapat dilihat dari koalisi antar aktor dan perannya dalam mengumpulkan dukungan masyarakat melalui edukasi dan pelatihan kader lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa elit kebijakan tidak murni melayani kebutuhan masyarakat, inkonsistensi Pemkot Surabaya dalam hal partisipasi masyarakat, dan hanya fokus pada aspek estetika di saat seharusnya sebuah kebijakan perlu menjawab kebutuhan masyarakat yang lebih mendasar |
---|