Pengembangan Dan Validasi Metode Klt – Densitometri Untuk Penetapan Kadar Filantin Dalam Ekstrak Phyllanthus Niruri Menggunakan Desain Plackett - Burman Untuk Uji Robustness
Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan baku obat herbal untuk menunjang sektor kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Salah satu tanaman yang sedang banyak dikembangkan...
Saved in:
| Summary: | Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan baku obat herbal untuk menunjang sektor kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Salah satu tanaman yang sedang banyak dikembangkan untuk produk obat herbal saat ini adalah Phyllanthus niruri yang memiliki aktifitas sebagai hepatoprotektif dan imunomodulator karena adanya kandungan senyawa filantin. Phyllanthus niruri telah banyak diformulasi menjadi sediaan obat herbal sehingga diperlukan adanya jaminan mutu bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang sering digunakan berupa ekstrak Phyllanthus niruri. Untuk menjamin kualitas ekstrak maka diperlukan penetapan kadar filantin. Metode baku untuk penetapan kadar filantin belum tersedia di Farmakope
Herbal Indonesia (FHI) sehingga diperlukan pengembangan metode analisis untuk penetapan kadar filantin. Penelitian ini melaporkan hasil pengembangan dan validasi metode analisis KLT-Densitometri untuk penetapan kadar filantin dalam ekstrak hidroalkohol Phyllanthus niruri. Optimasi metode dilakukan sebagai tahap awal pengembangan metode. Dari hasil optimasi diperoleh kondisi optimal meliputi komposisi fase gerak toluen : etil asetat : asam format (15 : 10,5 : 1,5 v/v/v), Panjang gelombang analisis 279 nm, sample load 10 μl, waktu penjenuhan bejana minimal 60 menit dan jarak migrasi 8 cm. Kondisi optimal yang diperoleh ini kemudian dilakukan validasi metode. Sebelum dilakukan validasi metode, diperlukan tahap prevalidasi berupa uji stabilitas larutan standar dan ekstrak. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa filantin tidak stabil setelah 4 jam penyimpanan pada suhu 4 oC yang ditandai dengan adanya penurunan area dan pergeseran nilai Rf > 2% terhadap larutan standar dan ekstrak yang baru dibuat. Oleh sebab itu, untuk menjaga stabilitas larutan standar dan ekstrak maka larutan dapat dibuat baru atau fresh ketika akan dilakukan analisis.
Selanjutnya validasi metode dilakukan dengan menguji parameter linearitas, akurasi, presisi, LOD, LOQ dan robustness. Hasil pengujian pada parameter linearitas memenuhi persyaratan dengan nilai r = 0,997, nilai t hitung (23,957) > t tabel, dan nilai Vxo = 0,002%. Parameter akurasi memenuhi persyaratan dengan % recovery filantin 91,96% - 93,18%. Parameter presisi memenuhi persyaratan dengan KV < 2%. Parameter LOD dan LOQ masing – masing sebesar 3,97 ppm dan 13,27 ppm. Parameter robustness diuji menggunakan desain Plackett-Burman dan analisis data menggunakan algoritma Dong. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang berpengaruh signifikan terhadap hasil analisis sehingga metode bersifat robust. Metode analisis yang dikembangkan memenuhi semua persyaratan parameter validasi metode sehingga metode dapat
diaplikasikan untuk penetapan kadar filantin dalam ekstrak hidroalkohol Phyllanthus niruri. Kadar filantin yang diperoleh sebesar 0,05%. |
|---|