Hubungan Aktifitas Fisik Dan Kecemasan Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) Pada Remaja

Pendahuluan: Premenstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu gangguan siklus menstruasi yang sering kali muncul pada perempuan berupa sekelompok gejala fisik, psikologis maupun emosional. PMS muncul pada 2-14 hari sebelum menstruasi. Mayoritas perempuan mengalami satu atau lebih gejala PMS pada seb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Arinda Naimatuz Zahriya
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2020
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/101897/1/1.HALAMAN%20JUDUL.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/2/2.ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/3/3.DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/4/4.BAB%201.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/5/5.BAB%202.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/6/6.BAB%203.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/7/7.BAB%204.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/8/8.BAB%205.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/9/9.BAB%206.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/10/10.DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/12/11.LAMPIRAN.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/11/EMBARGO%20_Arinda%20Naimatuz%20Zahriya.pdf
http://repository.unair.ac.id/101897/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pendahuluan: Premenstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu gangguan siklus menstruasi yang sering kali muncul pada perempuan berupa sekelompok gejala fisik, psikologis maupun emosional. PMS muncul pada 2-14 hari sebelum menstruasi. Mayoritas perempuan mengalami satu atau lebih gejala PMS pada sebagian besar siklus menstruasi, namun keparahan dan frekuensi gejala yang dialami juga dapat berbeda antara masing masing siklus. Dampak PMS bagi remaja perempuan dapat mengganggu aktivitas pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hibungan aktifitas fisik dan kecemasan dengan kejadian premenstrual syndrome (PMS) pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi sebanyak 221 remaja perempuan kelas VIII di SMP Negeri 17 Surabaya. Sampel terdiri dari 143 remaja perempuan dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktifitas fisik dan kecemasan yang diukur menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire for Adolescent (PAQ-A) dan Zung Self-rating Anxiety Score (Z-SAS), sedangkan variabel dependen penelitian ini yaitu premenstrual syndrome atau PMS dengan menggunakan kuesioner Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF). Data dianalisis menggunakan uji spearman’s rho dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan aktifitas fisik dengan kejadian PMS pada remaja dan ada hubungan kecemasan dengan kejadian PMS pada remaja (p=0,000) dan (r=0,463). Diskusi: Aktifitas fisik bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kejadian PMS. Perubahan hormonal menjadi salah satu penyebab PMS. Remaja dengan kecemasan mempunyai resiko mengalami PMS sehingga semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin berat gejala PMS yang dirasakan. Bagi peneliti selanjutnya, perlu mengidentifikasi aktifitas fisik remaja perempuan dengan PMS dan meneliti tentang kejadian, penyebab dan intervensi untuk mencegah dan menangani PMS.