Hubungan Antara Posisi Kerja dan Frekuensi Angkat Dengan Keluhan Low Back Pain: Studi Pada Buruh Angkut Beras di Gudang Perum BULUG Subdivre Pematangsiantar
Low back pain merupakan salah satu keluhan yang sering ditemui pada pekerja, tak terkecuali buruh angkut beras. Buruh angkut beras berisiko terkena keluhan low back pain disebabkan pekerjaannya dilakukan dengan posisi berdiri dan mengangkat beban berat berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk m...
Saved in:
Summary: | Low back pain merupakan salah satu keluhan yang sering ditemui pada pekerja, tak terkecuali buruh angkut beras. Buruh angkut beras berisiko terkena keluhan low back pain disebabkan pekerjaannya dilakukan dengan posisi berdiri dan mengangkat beban berat berulang kali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan hubungan antara posisi kerja dan frekuensi angkat dengan keluhan low back pain pada buruh angkut beras di Perum BULOG Subdivre Pematangsiantar.
Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebesar 30 orang yang diambil dengan menggunakan teknik all populated sampling. Variabel yang diteliti meliputi karakteristik individu (usia, kebiasaan merokok, indeks massa tubuh, dan masa kerja), faktor pekerjaan (posisi kerja dan frekuensi angkat), dan keluhan low back pain. Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui risiko dari posisi kerja dan tingkat keluhan low back pain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara usia dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,419, kekuatan hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,19, kekuatan hubungan antara indeks massa tubuh dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,203, kekuatan hubungan antara masa kerja dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,377, kekuatan hubungan antara posisi kerja dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,620, dan kekuatan hubungan antara frekuensi angkat dengan keluhan low back pain memiliki nilai r = 0,415. Kesimpulan dari penelitian ini adalah posisi kerja dengan keluhan low back pain memiliki hubungan yang kuat dan positif dan frekuensi angkat dengan keluhan low back pain memiliki hubungan yang sedang dan positif. Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat diberikan adalah buruh angkut melakukan peregangan otot sebelum melakukan pekerjaan angkat-angkut dan menggunakan alat bantu mekasnis seperti gerobak sorong agar memudahkan dalam pekerjaan serta mengurangi risiko keluhan low back pain. |
---|