Pengaruh Self Efficacy dan Stres Kerja Terhadap Job Burnout di PT Albea Rigid Packaging Surabaya
Job burnout merupakan fenomena yang sering terjadi di lingkungan kerja. Job burnout dapat timbul apabila karyawan mengalami stres kerja dalam kurun waktu yang lama. Stres kerja ini tergantung oleh tingkatan self efficacy yang dimiliki oleh karyawan. Semakin tinggi self efficacy karyawan maka akan s...
Saved in:
Summary: | Job burnout merupakan fenomena yang sering terjadi di lingkungan kerja. Job burnout dapat timbul apabila karyawan mengalami stres kerja dalam kurun waktu yang lama. Stres kerja ini tergantung oleh tingkatan self efficacy yang dimiliki oleh karyawan. Semakin tinggi self efficacy karyawan maka
akan semakin rendah potensi karyawan tersebut untuk mengalami stres kerja, sehingga potensi karyawan untuk mengalami job burnout juga semakin rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self efficacy dan stres kerja terhadap job burnout pada karyawan di PT Albea Rigid Packaging Surabaya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Responden penelitian ini adalah karyawan di bagian produksi PT Albea Rigid Packaging Surabaya berjumlah 99 karyawan. Kuesioner merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan data diri responden meliputi: usia, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan dan status pernikahan. Instrumen pengukuran self efficacy menggunakan Occupational Self Efficacy Questionaires, stres kerja diukur menggunakan HSE Management Standards Indicator Tool, dan job burnout diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor individu meliputi: usia, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan dan status pernikahan tidak mempengaruhi stres kerja, self efficacy maupun job burnout. Self efficacy terbukti signifikan mempengaruhi stres kerja (p = 0,020). Self efficacy tidak
mempengaruhi job burnout aspek kelelahan emosional dan depersonalisasi, namun self efficacy terbukti signifikan mempengaruhi job burnout aspek penurunan pencapaian diri (p = 0,000). Stres kerja terbukti signifikan mempengaruhi job burnout baik pada aspek kelelahan emosional, depersonaliasasi maupun penurunan pencapaian diri (p = 0,000). Secara simultan, self efficacy dan stres kerja mempengaruhi job burnout (p = 0,008). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: faktor individu tidak mempengaruhi stres kerja, self efficacy maupun job burnout. Stres kerja responden mempengaruhi job burnout (kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan pencapaian diri). Self efficacy hanya mempengaruhi job
burnout aspek penurunan pencapaian diri. Self efficacy yang semakin tinggi juga dapat menurunkan stres kerja responden. Saran yang dapat diberikan yaitu melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan religiusitas karyawan sehingga karyawan mampu mengahadapi setiap tuntutan maupun masalah di dalam pekerjaan dengan penuh kesabaran dan rasa syukur. Selain itu, aktivitas peregangan otot sebelum memulai pekerjaan dan di sela-sela waktu kerja mampu menurunkan potensi stres kerja maupun job burnout. |
---|