Slow Freezing Embrio Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) pada Fase Post-Gastrula dengan Penambahan Propanediol dan Etilen Glikol terhadap Viabilitas Embrio
Pemijahan ikan secara inbreeding (sekerabat) yang dapat menurunkan mutu kualitas genetik ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Salah satu cara untuk menghindari inbreeding adalah dengan pemijahan secara terkontrol sehingga didapatkan embrio berkualitas baik. Embrio dengan kualitas baik dapat disim...
Saved in:
Summary: | Pemijahan ikan secara inbreeding (sekerabat) yang dapat menurunkan mutu kualitas genetik ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Salah satu cara untuk menghindari inbreeding adalah dengan pemijahan secara terkontrol sehingga didapatkan embrio berkualitas baik. Embrio dengan kualitas baik dapat disimpan dalam jangka waktu lama dengan cara pembekuan lambat. Pembekuan lambat embrio memerlukan krioprotektan untuk melindungi embrio terhadap dampak pembekuan yaitu cold shock. Krioprotektan intraseluler dan ekstraseluler yang sering digunakan untuk pembekuan lambat adalah propanediol (PROH), etilen glikol (EG) dan sukrosa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaaan konsentrasi propanediol dan etilen glikol terhadap viabilitas embrio ikan lele mutiara fase post-gastrula dengan menggunakan metode pembekuan lambat. Metode penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebagai rancangan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan konsentrasi krioprotektan propanediol dan etilen glikol yaitu, 1 M, 1,5 M, dan 2 M, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter utama yang diamati adalah viabilitas (%) dari embrio. Parameter penunjang yang diamati adalah viabilitas embrio segar, kondisi embrio segar, fertilitas, tahap perkembangan embrio dan kerusakan embrio. Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dan terburuk menggunakan uji jarak berganda Duncan.
Hasil penelitian ini menghasilkan tingkat fertilisasi sebesar 76,66%, dan nilai viabilitas pada perlakuan PROH 1 M (79,99%), PROH 1,5 M (69,99%), PROH 2 M (64,44%) sedangkan perlakuan EG 1 M (72,22%), EG 1,5 M (65,55%), dan EG 2 M (54,44%). Hasil analisis data viabilitas menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa penambahan krioprotektan propanediol dan etilen glikol dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap viabilitas embrio ikan lele mutiara sebelum pembekuan lambat (ekuilibrasi) dan setelah pembekuan lambat (post-thawing). Viabilitas embrio tertinggi setelah pembekuan lambat (post-thawing) terdapat pada perlakuan PROH 1 M sebesar 79,99% dan terendah pada perlakuan EG 2 M sebesar 54,44%. Peneliti menyarankan penggunaan krioprotektan intraseluler propanediol dengan konsentrasi 1 M untuk hasil viabilitas embrio ikan lele mutiara yang optimal pada pembekuan lambat. Perlu dilakuan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kerusakan embrio dalam proses pembekuan. |
---|