Pengaruh Pemberian Minuman Keras Oplosan Terhadap Gambaran Histopatologi Kerusakan Testis Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar
Minuman beralkohol atau biasa disebut minuman keras adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diketahui dapat menimbulkan adiksi. Adiksi atau rasa candu yang dipenuhi terus-menerus akan menimbulkan efek toleransi, yaitu bila pemakai harus meningkatkan dosis untuk mendapat...
Saved in:
| Summary: | Minuman beralkohol atau biasa disebut minuman keras adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diketahui dapat menimbulkan adiksi. Adiksi atau rasa candu yang dipenuhi terus-menerus akan menimbulkan efek toleransi, yaitu bila pemakai harus meningkatkan dosis untuk mendapat efek yang sama, akan tetapi, pemakai cenderung untuk mencampur minuman beralkohol dengan zat lain untuk meningkatkan efek mabuk. Jenis minuman alkohol campuran tersebut sering disebut minuman keras oplosan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa alkohol berperan pada kejadian infertilitas, utamanya pada pria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian miras oplosan terhadap kerusakan pada gambaran histopatologi testis tikus putih (Rattus novegicus) galur Wistar.Sebanyak 28 tikus yang sesuai kriteria dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu K, P1, P2, dan P3 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus. Kelompok K (kontrol) diberi aquades 4 ml; kelompok P1, P2, dan P3 diberi miras oplosan 1 ml,2 ml, dan 4 ml berturut-turut selama 14 hari dengan menggunakan sonde oral.Komposisi miras oplosan terdiri dari 20% etanol dan 4% metanol. Penilaian gambaran histopatologi dilakukan dengan mengevaluasi nilai Johnsen scoring, jumlah sel ertoli, dan jumlah sel leydig preparat sediaan potongan melintang jaringan testis tikus dengan perbesaran 400 x pada 10 tubulus seminiferus. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Johnsen scoring, jumlah sel sertoli, dan jumlah sel leyding ditemukan mengalami penurunan pada kelompok perlakuan dibanding dengan kelompok kontrol. Kelompok P3 memiliki nilai Johnsen scoring dan jumlah sel sertoli terendah, yaitu 6,44 ± 0,29 dan 5,94 ± 0,67 berturutturut. Penurunan yang signifikan terhadap peningkatan dosis terjadi pada jumlah sel sertoli dan tidak terjadi pada nilai Johnsen scoring. Kelompok P2 memiliki jumlah sel leydig terendah, yaitu 6,42 ± 0,36, sehingga tidak terjadi penurunan sel leydig yang signifikan pada peningkatan dosis.Kesimpulannya, pemberian minuman keras oplosan menyebabkan penurunan pada sel spermatogenik, sel sertoli, dan sel leydig pada gambaran histopatologi testis tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar. |
|---|