Studi Ultrastruktur Endospora Bacillus sp. BK 5.1 dan BK 7.1 Yang Berpotensi Sebagai Biolarvasida Aedes aegypti
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik ultrastruktur endospora Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1., (2) mengetahui perbedaan karakteristik ultrastruktur endospora Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1. Penelitian ini dilaksanakan secara deskriptif dan data yang diperoleh dianalisis secara d...
Saved in:
Summary: | Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui karakteristik ultrastruktur endospora Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1., (2) mengetahui perbedaan karakteristik ultrastruktur endospora Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1. Penelitian ini dilaksanakan secara deskriptif dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan ultrastruktur sel endospora dan kristal parasporal dari kedua isolat lokal Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1 yang berpotensi sebagai biolarvasida Aedes aegypti. Hasil penelitian menunjukkan: (1) endospora isolat Bacillus sp. BK 5.2 memiliki morfologi oval hingga silindris dan terletak di subterminal. Struktur endospora pada isolat Bacillus sp. BK 5.2 terlihat jelas yang terdiri dari, lapisan terluar exosporium basal layer, interspace, spore coat, cortex, dan core. Isolat Bacillus sp. BK 5.2 menghasilkan kristal parasporal cuboidal. Endospora isolat Bacillus sp. BK 7.1 terbentuk incipient forespore yang terletak di subterminal dan menghasilkan kristal parasporal amorf dan cuboidal, (2) terdapat perbedaan karakteristik endospora dan kristal parasporal yang dihasilkan oleh isolat Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1. Tahap sporulasi endospora berpengaruh terhadap perbedaan karakteristik endospora isolat Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1. Isolat Bacillus sp. BK 5.2 sudah memasuki tahap VII atau endospora mature sehingga terlihat jelas struktur, letak dan bentuk endospora. Sedangkan, pada isolat Bacillus sp. BK 7.1 masih sampai tahap III sporulasi sehingga masih terbentuk incipient forespore. Perbedaan morfologi kristal parasporal yang terbentuk pada isolat Bacillus sp. BK 5.2 dan BK 7.1 dikarenakan adanya protein larvasidal yang bertanggung jawab atas pembentuk kristal parasporal. |
---|