Kemampuan Biodegradasi Scaffold Chitosan-Hydroxyapatite

Latar Belakang: Kehilangan jaringan keras pada bagian kraniofasial dapat menyebabkan atrofi pada tulang alveolar yang dapat menjadi penyulit salah satunya pada perawatan jangka panjang dalam bidang Prostodonsia. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah melalui rek...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Abigail Reyhan Kesuma
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2020
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/104217/1/1.%20HALAMAN%20JUDUL%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/2/2.%20ABSTRAK%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/3/3.%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/4/4.%20BAB%20I%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/5/5.%20BAB%20II%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/6/6.%20BAB%20III%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/7/7.%20BAB%20IV%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/8/8.%20BAB%20V%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/9/9.%20BAB%20VI%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/10/10.%20BAB%20VII%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/11/11.%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/12/12.%20EMBARGO.pdf
http://repository.unair.ac.id/104217/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Latar Belakang: Kehilangan jaringan keras pada bagian kraniofasial dapat menyebabkan atrofi pada tulang alveolar yang dapat menjadi penyulit salah satunya pada perawatan jangka panjang dalam bidang Prostodonsia. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah melalui rekayasa jaringan. Rekayasa jaringan bertujuan untuk meregenerasi jaringan rusak dengan mengembalikan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi jaringan. Rekayasa jaringan memiliki 3 faktor penting berupa scaffold, stem cell dan growth factor. Scaffold merupakan media yang berperan untuk menyediakan lingkungan untuk membantu stem cell melakukan adhesi, proliferasi dan diferensiasi untuk membentuk suatu jaringan. Biomaterial yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan scaffold yaitu dapat berupa polimer, keramik, metal dan komposit yang merupakan gabungan dari polimer dan keramik. Salah satu bahan yang umum digunakan dalam pembuatan scaffold adalah kombinasi dari chitosan dan hydroxyapatite. Kombinasi dari kedua bahan tersebut harus memenuhi syarat pembuatan scaffold. Salah satu syarat scaffold dalam rekayasa jaringan adalah memiliki kemampuan biodegradasi. Kemampuan biodegradasi scaffold artinya scaffold harus dapat terurai dalam waktu tertentu yang sesuai dengan pembentukan jaringan baru dan harus dapat dikeluarkan dari tubuh tanpa menghasilkan zat sisa yang toksik. Tujuan: Mengetahui kemampuan biodegradasi scaffold chitosan-hydroxyapatite dalam rekayasa jaringan. Metode: Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel melalui beberapa database terkait dengan kemampuan biodegradasi scaffold chitosan-hydroxyapatite. Hasil: Scaffold chitosan-hydroxyapatite memiliki kemampuan biodegradasi dalam rekayasa jaringan. Kesimpulan: Scaffold dengan biomaterial kombinasi chitosan dan hydroxyapatite memiliki kemampuan biodegradasi sehingga dapat digunakan dalam rekayasa untuk regenerasi tulang.