Pola Pertumbuhan Kuman pada Pasien Ulkus Dekubitus di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode 1 Oktober 2019 – 31 Januari 2020
Latar Belakang: Ulkus dekubitus atau luka tekan merupakan salah satu jenis luka kronis yang sering ditemukan pada pasien dengan immobilisasi jangka panjang. Pasien yang dirawat di Rumah sakit akibat penyakit kronis seperti stroke, fraktur ekstremitas, ensefalopati, dan lainnya memiliki kecenderungan...
Saved in:
Summary: | Latar Belakang: Ulkus dekubitus atau luka tekan merupakan salah satu jenis luka kronis yang sering ditemukan pada pasien dengan immobilisasi jangka panjang. Pasien yang dirawat di Rumah sakit akibat penyakit kronis seperti stroke, fraktur ekstremitas, ensefalopati, dan lainnya memiliki kecenderungan untuk menderita ulkus dekubitus. Rumah sakit merupakan tempat terjadinya infeksi nosokomial yang dapat memperburuk kondisi luka pasien dan memperpanjang masa perawatan.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan kuman pada pasien ulkus dekubitus di RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 1 Oktober 2019 – 31 Januari 2020.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan mengambil data sekunder sejumlah 14 data dari rekam medis dan hasil kultur mikrobiologi pasien ulkus dekubitus di RSUD Dr.Soetomo Surabaya periode 1 Oktober 2019 – 31 Januari 2020.
Hasil Kesimpulan: Ulkus dekubitus paling banyak ditemukan pada usia <20 tahun dan didominasi oleh jenis kelamin laki - laki. Penyakit dasar yang terbanyak ditemukan pada pasien adalah ensefalopati dan kondisi hipoalbumin. Lokasi tersering terjadi ulkus adalah regio sacrum dan didominasi oleh ulkus derajat IV. Bakteri gram positif paling banyak ditemukan adalah Enterococcus faecalis yang sensitif terhadap antibiotik jenis Ampicillin, Teicoplanin dan Vancomycin. Bakteri gram negatif paling banyak ditemukan adalah Eschirichia coli yang sensitif terhadap antibiotik Amikacin, Imipenem dan Meropenem. Diikuti Pseudomonas aeruginosa yang sensitif terhadap antibiotik Amikacin, Cefepime, Ceftazidime, Gentamycin, Imipenem, Meropenem, dan Piperacillin-tazobactam. Kemudian, Acinetobacter baumanii yang sensitif terhadap Cefoperazone-Sulbactam. Amikacin didapati merupakan jenis antibiotik yang paling efektif untuk mayoritas bakteri gram negatif. |
---|