Perbedaan Efektivitas Daya Antibakteri antara Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) 6% dan Benzalkonium Chloride 0,1% terhadap Staphylococcus aureus (In Vitro)
Latar Belakang: Staphylococcus aureus tergolong bakteri gram positif yang berperan dalam pembentukan biofilm gigi yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya karies gigi. Saat preparasi gigi, untuk menghentikan pertumbuhan bakteri diberikan bahan pembersih kavitas menggunakan bahan kimia yait...
Saved in:
Summary: | Latar Belakang: Staphylococcus aureus tergolong bakteri gram positif yang berperan dalam pembentukan biofilm gigi yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya karies gigi. Saat preparasi gigi, untuk menghentikan pertumbuhan bakteri diberikan bahan pembersih kavitas menggunakan bahan kimia yaitu Benzalkonium Chloride 0,1%, tetapi pembersih kavitas tersebut memiliki kekurangan diantaranya reaksi alergi, mikroba toleran, dan resistensi. Maka dari itu, diharapkan ada bahan herbal yang dapat digunakan sebagai alternatif. Ekstrak kulit buah kakao mengandung senyawa aktif tanin, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan saponin yang mengandung antibakteri dengan konsentrasi 6% sesuai dengan konsentrasi aman. Tujuan: Menjelaskan perbedaan efektivitas daya antibakteri ekstrak kulit buah kakao (Theobroma Cacao L.) 6% dan Benzalkonium Chloride (BAC) 0,1% terhadap bakteri Staphylococcus aureus (in vitro). Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris in vitro dengan the post test only control group design. Menggunakan metode difusi terhadap Staphylococcus aureus yang dikultur pada cawan petri yang berisi nutrient agar dan dibagi menjadi dua bagian yaitu ekstrak kulit buah kakao 6% dan BAC 0,1%. Tiap cawan petri diberi kertas cakram yang ditetesi 0,01 ml tiap bahan uji, kemudian diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37℃ dan diamati diameter zona hambat menggunakan jangka sorong. Hasil: Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk pada ekstrak kulit buah kakao 6% sebesar 11,5288 mm dan BAC 0,1% sebesar 18,2925 mm terhadap Staphylococcus aureus. Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas daya antibakteri yang signifikan (p<0,05) antara ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) 6% dan BAC 0,1% terhadap Staphylococcus aureus (In Vitro). |
---|