Manajemen Diabetes Pada Wanita Dewasa Madya Penderita Diabetes Mellitus (TIPE 2) Ditinjau Dari Teori Health Belief Model (HBM)
Model pada wanita dewasa madya penderita diabetes mellitus (tipe 2) yang sudah melakukan manajemen diabetes. Adapun komponen Health Belief Model tersebut antara lain perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit,perceived barriers, cues to action, self-efficacy dan aspek sosio-demo...
Saved in:
Summary: | Model pada wanita dewasa madya penderita diabetes mellitus (tipe 2) yang sudah melakukan manajemen diabetes. Adapun komponen Health Belief Model tersebut antara lain perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit,perceived barriers, cues to action, self-efficacy dan aspek sosio-demografis.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah sepuluh wanita dewasa madya penderita diabetes mellitus (tipe 2) dan telah melakukan manajemen diabetes. Subjek dipilih secara purposive sampling yang irekrut dari Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam (internist) RSUD dr. Soetomo.Metode penggalian data yang digunakan adalah diskusi kelompok terfokus. Hasil diskusi diubah menjadi tranksrip verbatim untuk selanjutnya di analisis menggunakan analisis tematik. Teknik analisis ini terdiri dari tiga tahapan yaitu open coding, axial coding, selective coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen diabetes dilakukan arena adanya persepsi tentang ancaman suatu penyakit (threat) dan harapan dari suatu tindakan (hope). Persepsi threat yang dimiliki subjek yaitu merasa rentan terhadap dampak diabetes dan ketakutan akan komplikasi pada beberapa organ tubuh (susceptibility) dan merasa bahwa dampak diabetes sudah mulai menyerang aspek fisik dan sosial (emosi, relasi sosial, dan pandangan masayarakat) (severity).Hope yang dimiliki subjek antara lain kondisi menjadi lebih sehat dan terhindar dari komplikasi (benefit), adanya dukungan keluarga yang besar terhadap kondisi subjek (less barrier), dan keinginan untuk menerima kondisi diri apa adanya serta keyakinan diri yang tinggi untuk mampu menjalani manajemen diabetes (selfefficacy). Semua hal tersebut tidak terlepas dari hal-hal yang mempengaruhi seperti anjuran para ahli, dukungan dari sesama penderita dan adanya kejadian terdahulu seperti yang dialami subjek saat ini (cues to action) ditambah pengaruh aspek sosio-demografis yang mempengaruhi subjek, seperti tingkat pendidikan,faktor usia, tingkat ekonomi serta peran sebagai ibu rumah tangga. Pendekatan Health Belief Model mampu mengungkap alasan-alasan seseorang dalam melakukan manajemen diabetes sehingga pendekatan ini sangat direkomendasikan untuk program penyuluhan bagi penderita diabetes mellitus yang belum melakukan manajemen diabetes atau bagi penderita yang baru didiagnosa diabetes mellitus. |
---|